Menristekdikti: Hasil Kajian BATAN, Bangka Belitung Layak Dibangun PLTN

alt

Menristekdikti menyampaikan  Orasi Ilmiah pada  acara puncak Dies Natalis ke 11 Universitas Bangka Belitung (UBB) di Pangkal Pinang, Kamis (13/4/2017). (Foto Humas Ristekdikti )
 
Technology-indonesia.com – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mendorong agar perguruan tinggi menumbuhkan budaya penelitian dan mampu menangkap peluang riset yang memiliki manfaat besar bagi daerahnya. Menristekdikti melihat riset di bidang energi dan energi terbarukan sangat penting digali di Provinsi Bangka Belitung.
 
Hal tersebut disampaikan Menristekdikti dalam Orasi Ilmiah bertema Kebijakan Pengembangan Perguruan Tinggi Riset pada  acara puncak Dies Natalis ke 11 Universitas Bangka Belitung (UBB) di Pangkal Pinang, Kamis (13/4/2017).
 
“Listrik di Babel masih sangat kurang. Hari ini saya sudah mengalami empat kali mati lampu. Riset di bidang pembangkit listrik dari tenaga nuklir sangatlah bermanfaat, hampir semua negara maju di dunia telah memanfaatkan tenaga nuklir sebagai sumber energi,“ jelas Menristekdikti. 
 
Menurutnya, riset pembangkit listrik tenaga nuklir dunia saat ini sudah mencapai generasi ke IV yaitu High Temperature Gas Cooled Reactor (HTGR). “Teknologi ini sangat aman, karena jika terjadi bencana reaktor akan shutdown secara otomatis, sehingga memiliki level keamanan yang sangat tinggi”, ungkap Menristekdikti.  
 
Satu pembangkit listrik tenaga nuklir dapat menghasilkan lebih kurang 5600 MW listrik. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) telah melakukan studi kelayakan dan  uji tapak pembangunan PLTN di Kabupaten Bangka Barat dan Bangka Selatan. Dari kajian tersebut disimpulkan bahwa pada kedua Kabupaten tersebut layak dibangun PLTN. 
 
“Dari hasil kajian, struktur tanah di Bangka Belitung cocok untuk PLTN, karena selama ini cukup stabil dan bebas dari gempa”, ujar Menristekdikti.
 
Milestone
 
Dalam kesempatan tersebut, Menristekdikti menekankan setiap perguruan tinggi harus memiliki rencana pengembangan jangka panjang dan mengukur pencapaian dari rencana tersebut. “Saya berharap UBB membuat semacam milestone yang setiap 5 tahunnya apa yang akan dicapai, sampai 25 tahun target apa yang harus tercapai. Rencana pengembangan ini harus berkesinambungan, jangan ganti rektor ganti perencanaan,” ujarnya.
 
UBB sebagai perguruan berusia muda harus mulai secara bertahap mengembangkan diri. Mulai dari pengembangan sistem pembelajaran, pengembangan riset, kualitas dosen dan mahasiswa. Menristekdikti mendorong agar dosen di UBB untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi.
 
“Tahun ini Kemenristekdikti menyediakan sekitar 2500 beasiswa bagi dosen yang ingin kuliah lagi” ungkap Menristekdikti.
 
Rektor UBB Muhammad Yusuf mengatakan UBB sebagai perguruan tinggi baru senantiasa berbenah untuk meningkatkan diri. UBB resmi berdiri pada 12 April 2006. Pendirian UBB merupakan hasil penyatuan dari Politeknik Manufaktur Timah (Polman Timah), Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER Bangka), dan Sekolah Tinggi Teknik Pahlawan 12 (STTP 12). 
 
“Saat ini UBB memiliki 5 fakultas dan 19 program studi yang diampu oleh 186 dosen, 15 orang diantaranya telah doktor” kata Muhammad Yusuf.
 
Pada kesempatan yang sama Menristekdikti melihat perkebunan pisang milik UBB. Pohon pisang yang biasanya hanya menghasilkan 1 tandan, dengan inovasi UBB, satu pohon pisang dapat menghasilkan 7 tandan. Menurut Menristekdikti, inovasi unggul dari UBB ini bisa membantu peningkatan ketersediaan pangan dan meningkatkan nilai ekonomi daerah sekitarnya. 
Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author