Technology-Indonesia.com – Di penghujung tahun 2017, PT PLN (Persero) memberikan kado manis berupa peresmian Listrik Desa (Lisdes) bagi 11 desa di Kabupaten Halmahera Timur dan Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara. Keseluruhan desa tersebut merupakan wilayah kerja dari PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara Area Sofifi. Peresmian dilaksanakan mulai hari Minggu (17/12/2017) hingga Sabtu (23/12/2017).
Ke-sebelas desa tersebut adalah Desa Bebsili, Desa Yawanli, Desa Wayamli, Desa Marasipno, Desa Gaifoli dan Desa Halitetor di Kabupaten Halmahera Timur. Serta, Desa Lou Madoro, Desa Leo Leo, Desa Saminyamau, Desa Aruburung dan Desa Posi-Posi di Pulau Rao, Kabupaten Pulau Morotai. PLN kini resmi melistriki 1.894 pelanggan baru di Halmahera dan Morotai.
Sistem pengoperasian kelistrikan di Pulau Halmahera dan Pulau Morotai ini menggunakan pola kerjasama operasi antara PLN dengan Pemerintah Daerah (Pemda). Pada kerjasama ini masing-masing Pemda membantu PLN dalam hal penyediaan mesin pembangkit sebagai bentuk sinergitas pelayanan kelistrikan bagi masyarakat di Halmahera dan Morotai.
Untuk melistriki Pulau Rao, PLN menyediakan 3 mesin PLTD masing-masing berkapasitas 200 kW dan membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 24 Kms. PLN juga membangun Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 8,3 Kms dan 8 buah Trafo. Pemda Kabupaten Pulau Morotai membantu penyediaan lahan untuk sentral dari PLTD tersebut.
Selain itu, 6 Unit Pelayanan dari PLN Area Sofifi kini resmi menjalankan sistem operasi kelistrikan 24 jam, yang sebelumnya masih beroperasi 12 jam. Unit-unit tersebut antara lain: Unit pelayanan Ibu yang melayani kelistrikan di Kecamatan Ibu, Kecamatan Ibu Selatan, dan Kecamatan Tabaru; Unit pelayanan Kedi untuk Kecamatan Loloda; Unit pelayanan Buli untuk Kecamatan Maba dan Kecamatan Maba Tengah; Unit pelayanan Subaim untuk Kecamatan Wasile, Kecamatan Wasile Timur dan Wasile Selatan; Unit pelayanan Bere-Bere untuk Kecamatan Morotai Utara dan sebagian desa di Kecamatan Morotai Jaya; serta Unit pelayanan Sopi untuk sebagian desa di Kecamatan Morotai Jaya.
General Manager PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara, Djoko Dwijatno berharap beroperasinya listrik desa di beberapa wilayah tersebut semoga bisa meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat.
“Selain itu kami juga akan meningkatkan pelayanan dengan meresmikan Unit Pelayanan Daruba menjadi Unit Rayon, sehingga kami bisa lebih maksimal dalam melayani masyarakat di pulau Morotai dan sekitarnya” tambah Djoko.
Kegembiraan diungkapkan oleh Norce Tobelo salah satu warga Kedi, Kecamatan Loloda, kabupaten Halmahera Barat. “Dengan diresmikannya pengoperasian listrik dari 12 jam ke 24 jam oleh PLN, kami selaku masyarakat Kedi Loloda merasa suka cita. Ini merupakan hadiah Natal dari Tuhan melalui program pemerintah yang peduli dengan masyarakat dipelosok yang terisolir”.
Ditargetkan listrik pada 6 Desa di Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara dapat segera beroperasi pada akhir tahun 2017 ini dan ditargetkan pada tahun 2018 PLN kembali akan melistriki 48 desa di Halmahera dan Morotai.
Sedangkan untuk perubahan pola operasi dari 12 menjadi 24 jam, PLN menargetkan Unit Pelayanan Patani beroperasi 24 jam pada akhir Desember 2017 serta Unit Pelayanan Lolobata, Unit Pelayanan Bicoli dan Unit Pelayanan Maffa pada akhir Januari 2018. Itu artinya, ke depan seluruh sistem kelistrikan yang ada di Pulau Halmahera dan Pulau Morotai sudah beroperasi 24 jam.
Listrik Prabayar
Tidak hanya itu, pelanggan PLN di seluruh wilayah tersebut kini resmi menggunakan Listrik Prabayar/Listrik Pintar dengan total 71.576 pelanggan. Saat ini 67,05% dari seluruh pelanggan di Halmahera dan Morotai telah menggunakan Listrik Prabayar dan ditargetkan sesegera mungkin seluruh pelanggan di daerah lain juga menggunakannya.
Djoko Dwijatno menambahkan, penggunaan Listrik Prabayar memiliki manfaat bagi pelanggan yakni membantu untuk mengendalikan pemakaian listrik dan tidak terkena biaya keterlambatan serta terhindar dari sanksi pemutusan akibat terlambat membayar listrik.
Hani, salah satu masyarakat di Desa Bere-Bere, Morotai, Maluku Utara mengungkapkan setelah migrasi ke meter prabayar, ia bisa mengatur sendiri penggunaan listrik di rumah. Sebelumnya saat menggunakan meter pascabayar, tagihan listriknya mencapai 50 ribu perbulan.
“Namun setelah menggunakan meter pulsa ini, saya hanya perlu membeli pulsa 20 ribu untuk satu bulan kadang juga 50 ribu bisa bertahan hingga 2 bulan,” ujar Hani.