Judul Buku : Quo Vadis Laut Masa Depan Bangsa
Penulis : Hendra Sugandhi
Tebal : viii + 198 halaman
Penerbit : Unpar Press
Terbit: Cetakan pertama, 2024
TechnologyIndonesia.id – Laut sebagai masa depan bangsa pernah menjadi visi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berlandaskan pada tiga pilar, yakni kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan dalam rangka membangun sektor kelautan dan perikanan.
Berbagai regulasi di sektor perikanan untuk mewujudkan visi laut masa depan bangsa ternyata belum mampu meningkatkan taraf hidup nelayan bahkan kerap menimbulkan polemik yang berkepanjangan.
Visi laut masa depan bangsa hanya dapat diwujudkan melalui implementasi strategi kebijakan yang konsisten dan realistis. Laut masa depan bangsa selama satu dekade hanya berkutat dengan slogan konsep semata dengan fiksi kebanggaan kenaikan potensi dan produksi.
Kebanggaan atas angka potensi dan produksi perikanan yang tinggi di atas kertas akan percuma dan tak akan berdampak positif bagi kemajuan sektor riil perikanan.
Kondisi perikanan dan kelautan di Indonesia menjadi perhatian Hendra Sugandhi, praktisi yang menekuni bidang industri perikanan sejak 1991. Melalui buku berjudul “Quo Vadis Laut Masa Depan Bangsa”, Hendra mencoba memotret kondisi perikanan aktual, mengulas berbagai permasalahan di sektor kelautan dan perikanan termasuk kebijakannya dengan basis analisis data dan memberikan usulan alternatif solusinya.
Buku ini berisi 28 artikel yang ditulis Hendra Sugandhi dan diterbitkan di berbagai media massa cetak maupun digital seperti Kompas, Koran Tempo, Bisnis Indonesia, Kontan, Detik.com, Media Indonesia, The Jakarta Post, dan Majalah Aqua Indonesia.
Menurutnya, kesenjangan angka estimasi potensi, volume produksi, angka konsumsi ikan dan volume ekspor perikanan menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan. Kesimpangsiuran dan disinformasi berita perikanan yang tidak sesuai fakta harus diluruskan apalagi terlanjur memperoleh pujian dari kalangan masyarakat.
Melalui artikel-artikelnya yang tajam dengan basis analisis data, Hendra mengupas berbagai persoalan seperti labirin sumber daya ikan, kontradiksi budidaya kepiting, polemik penangkapan ikan terukur, silang sengkarut regulasi perikanan, dan lain-lain.
Salah satu artikel dalam buku ini yang berjudul “Paradoks Kebijakan Tuna,” berhasil meraih Juara Ketiga Lomba Penulisan Iptek yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dalam rangka Hari Kebangkitan Teknologi (Hakteknas) tahun 2017.
Dunia perikanan dan kelautan memang tak asing lagi bagi pria kelahiran Sukabumi, 1 Januari 1964 ini. Hendra aktif di beberapa organisasi perikanan, anggota Komisi Tuna Indonesia 2004-2016, Sekretaris Jenderal DPP ASTUIN (Asosiasi Tuna Indonesia) 2014-2020, Ketua Bidang Perikanan dan Peternakan APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia), serta Direktur Pengembangan Kemitraan dan Akses Pasar MPHPI (Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia).
Menurut Dosen Administrasi Bisnis President University, A.B.M. Witono, Ph. D., Buku ini merupakan hasil pemikiran Hendra Sugandhi yang kritis serta keprihatinannya terhadap kondisi industri industri perikanan yang belum mendapatkan perhatian yang memadai dari pemerintah, kalaupun tidak dapat disebut sebagai abai atas persoalan strategis industri perikanan di negeri ini.
Buku Quo Vadis Laut Masa Depan Bangsa, lanjutnya, merupakan bacaan yang menggugah kesadaran kita akan pentingnya peran industri perikanan bagi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.
Quo Vadis Laut Masa Depan Bangsa
