Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain saat meresmikan JAAI pada kamis (9/3/2017) di Jakarta
Jakarta, technology-indonesia.com – Untuk memperkuat promosi sains antara Indonesia dan Jepang, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menginisiasi terbentuknya JSPS Alumni Association of Indonesia (JAAI). JAAI dibentuk untuk menjaga hubungan baik antara sesama alumni Japan Society for the Promotion of Science (JSPS) agar memudahkan kedua negara saling memetakan potensi yang dimiliki.
Kepala LIPI, Iskandar Zulkarnain mengatakan salah satu tujuan pembentukan JAAI agar proses promosi sains dan pertukaran akademisi lebih mudah dilakukan antara Indonesia dan Jepang.
“Keinginan yang mendasari lahirnya organisasi ini adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan secara optimal potensi yang dimiliki oleh alumni JSPS ini untuk bisa memberi kontribusi pada pembangunan bangsa,” terang Iskandar di sela acara JAAI Inauguration Ceremony di Jakarta, Kamis (9/3/2017).
Selain sebagai ajang mempromosikan sains, lanjutnya, JAAI juga sebagai wadah mempermudah peneliti antar negara saling berkolaborasi dan bertukar informasi hasil penelitian untuk menjawab permasalahan di kedua negara. “JAAI diharapkan mempermudah peneliti kedua negara melakukan riset lintas negara,” kata Iskandar.
JSPS telah menjadi mitra penting bagi Indonesia, khususnya LIPI dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam bidang iptek. LIPI telah melakukan kerjasama dengan lembaga Jepang ini sejak 1978. Dari kerjasama yang telah terjalin dalam rentang waktu yang panjang tersebut, para alumni JSPS pun terbilang cukup banyak.
“Para peneliti yang pernah mengikuti program JSPS tidak hanya dari LIPI. Semua lembaga yang memiliki peneliti terbuka untuk mengikuti program JSPS. Ini semacam scientific organization, organisasi yang anggotanya para ilmuwan,” terang Iskandar
Sebelum dilakukan peresmian JAAI, LIPI telah mengadakan tiga kali workshop yang mengundang alumni JSPS pada 15 November 2015, 8 Desember 2015, dan 16 Desember 2015 di Bogor. Sejumlah simposium dan pertemuan ilmiah nantinya akan terus dilakukan oleh peneliti Jepang dan Indonesia di wadah JAAI ini.
Iskandar berharap, alumni-alumni JSPS bisa berperan di dalam mendorong kalangan ilmuwan di Indonesia untuk bisa membuat jejaring yang kuat dengan jepang.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua JAAI, Subiyakto mengatakan JAAI dideklarasikan pada 17 November 2016 di Bogor setelah serangkaian workshop yang digagas LIPI. Setelah mengirimkan beberapa persyaratan, akhirnya JAAI disetujui oleh JSPS melalui pertemuan Dewan Direksi JSPS pada 22 Desember 2016. JAAI juga telah diakui secara resmi oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada 17 Februari 2017 melalui SK No. AHU 0002821.AH.01.07 Tahun 2017.
Menurut Subiyakto, JAAI merupakan asosiasi alumni JSPS ke-17 di dunia setelah Nepal, Thailand, Bangladesh, dan lain-lain. Alumni JSPS di Indonesia sekitar 295 orang dari berbagai perguruan tinggi atau lembaga riset. “Namun waktu kita melakukan pendaftaran kembali sekitar 70 orang yang sudah mendaftar,” terangnya.
Acara peresmian JAAI ini dihadiri oleh petinggi JSPS seperti Takaaki Iwasa (Executive Director of JSPS), Mitsuyasu Hasebe (JSPS), dan Kuniaki Yamashita (Director of JSPS Bangkok Office).