Sebelas Institusi Deklarasikan Konsorsium Riset Samudera

alt
 
Jakarta, Technology-Indonesia.com – Sebelas kementerian/lembaga dan universitas sepakat mendeklarasikan Konsorsium Riset Samudera, di Jakarta, Selasa (26/9/2017). Konsorsium ini akan berperan menformulasikan tema riset multidimensional yang didukung oleh infrastruktur riset melalui kemitraan antar lembaga sesuai dengan tupoksi dan kepakaran. 
 
Optimalisasi sumber daya kemaritiman menjadi salah satu prioritas utama pemerintah saat ini. Keberhasilan optimalisasi itu harus didukung harmonisasi program riset samudera nasional yang didukung oleh infrastruktur riset dan tata kelola lintas lembaga. 
 
Institusi yang terlibat dalam konsorsium antara lain Kemenko Bidang Kemaritiman, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Universitas Sriwijaya, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Institut Pertanian Bogor (IPB).
 
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI, Zainal Arifin mengatakan salah satu program Konsorsium Riset Samudera adalah memiliki roadmap berbasis output yang perlu dicapai dalam jangka waktu dekat (2018-2021). 
 
“Keberadaan konsorsium ini penting sebab Indonesia sebagai negara maritim yang besar membutuhkan peran strategis dan kontribusi iptek kelautan dalam konteks pembangunan nasional dan daya saing bangsa,” ungkapnya. 
 
Menurut Zainal iptek kelautan yang berkualitas membutuhkan pemahaman terpadu akan aspek geologi, fisika, biologi dan kimia laut. Pemetaan geologi laut yang komprehensif memiliki peran penting bagi pemanfaatan sumber daya alam dan mitigasi bencana.
 
Proses oseanografi fisik di kawasan laut Indonesia memiliki keunikan sebagai penentu bagi sirkulasi laut dan iklim global karena letaknya sebagai perantara dua samudera yaitu Pasifik dan Hindia. Kondisi demikian menempatkan Indonesia sebagai negara yang sangat kaya akan keanekaragaman hayati laut. 
 
Sumber daya bahari yang masif ini, lanjutnya, perlu dijaga dengan kesehatan laut yang mendukung agar dapat memberikan kontribusi yang optimal bagi pembangunan nasional dan kesejahteraan bangsa kini dan ke depan.
 
Zainal memaparkan, Konsorsium Riset Samudera akan berperan untuk mendorong optimalisasi sumber daya laut bagi pembangunan nasional. Latar belakang keberadaan konsorsium antara lain karena riset samudera di Indonesia penting dilakukan untuk mendukung pembangunan dan daya saing riset nasional. Pelaksanaan riset samudera juga membutuhkan dukungan dana dan sarana, seperti kapal dan instrumentasinya, yang terstandar dan tersertifikasi. 
 
Latar belakang lainnya karena sarana riset kapal saat ini masih belum mampu menjawab kebutuhan riset samudera. Selain itu, perlunya pusat data sebagai pangkalan data untuk hasil riset samudera.
 
Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Dirhamsyah mengimbuhkan konsorsium ini membuka keterlibatan seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan riset samudera sehingga lebih maksimal. 
 
“Salah satu keluaran yang diharapkan adalah membangun dan mengelola Pusat Data Kelautan Nasional sebagai integrasi data hasil riset samudera di Indonesia,” pungkasnya.
Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author