Technology-indonesia.com – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Oseanografi berencana membangun Stasiun Penelitian Laut di Kota Sabang, Aceh. Langkah awal pendirian stasiun penelitian ditandai serah terima lahan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh seluas 1,7 hektar dan Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) seluas 3,7 hektar kepada LIPI.
Serah terima ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan Seminar Ekspedisi Indonesia Initiative on Maritime Observation and Analysis (PRIMA) 2017 dan penandatanganan Nota Kesepahaman antara LIPI dengan Pemprov Aceh yang berlangsung pada 9-10 Maret 2017.
Wakil Kepala LIPI, Bambang Subiyanto mengatakan, pembangunan stasiun penelitian laut di Sabang merupakan sejarah bagi LIPI dan masyarakat Aceh. Stasiun penelitian ini akan menjadi stasiun di ujung paling barat wilayah Indonesia.
“Pemilihan pembangunan stasiun di Sabang telah melalui studi kelayakan sejak 2015. Saat itu ada tiga pilihan daerah untuk dibangun stasiun yakni di Sabang, Bengkulu, dan Pacitan. Akhirnya, keputusannya adalah akan membangun stasiun penelitian di Krueng Raya, Sabang,” papar Bambang.
Bambang berharap pembangunan stasiun baru ini akan lebih memperkuat jejaring riset kelautan di seluruh Indonesia. Sebelumnya, sebagian besar stasiun penelitian LIPI tersebar di wilayah timur Indonesia dan pusat penelitian tersebar di wilayah Jawa. Pembangunan stasiun penelitian di Sabang akan melengkapi keberadaan stasiun LIPI di setiap kawasan Indonesia.
LIPI memerlukan dukungan dari Pemerintah Daerah Tingkat I dan Tingkat II untuk kesuksesan pembangunan stasiun penelitian di Sabang tersebut. “Stasiun ini akan difokuskan bagi penelitian terkait proses-proses oseanografi perairan Laut Andaman, Selat Malaka, dan Samudera Hindia. Selain itu, kita coba akan mengembangkan penelitian terkait kesehatan ekosistem laut dan pembenihan invertebrate laut,” jelasnya.
Selain serah terima aset tanah untuk stasiun penelitian, LIPI juga menjalin kerja sama dengan Pemprov Aceh melalui penandatanganan Nota Kesepahaman tentang penelitian, pengembangan, pemanfaatan hasil-hasil penelitian dan pembinaan ilmu pengetahuan dan teknoogi.
Pada kesempatan yang sama diselenggarakan Seminar Ekspedisi Indonesia PRIMA 2017 dan juga Open Ship Kapal Riset (KR) Baruna Jaya VIII (kapal yang digunakan untuk Ekspedisi Indonesia PRIMA) bagi pelajar SMP dan SMA di Sabang.
Menurut Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI, Zainal Arifin menambahkan, Seminar Ekspedisi Indonesia PRIMA akan memaparkan hasil penelitian sementara dari hasil ekspedisi yang telah dilakukan sejak 20 Februari 2017 hingga kapal bersandar di Sabang.
“Penelitian dengan KR Baruna Jaya VIII yang dilakukan oleh para peneliti dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), LIPI, dan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Amerika Serikat telah cukup banyak mengambil sample penelitian yang ke depan akan diteliti lagi untuk diketahui hasilnya,” papar Zainal.
Kegiatan Open Ship KR Baruna Jaya VIII yang berlangsung dari 8-11 Maret ini bertujuan memperkenalkan fungsi kapal riset serta peralatan penelitian kepada para pelajar SMP dan SMA di Sabang. “Siswa yang kami undang untuk kegiatan ini sekitar 1.000 orang dan kami harapkan ada edukasi khusus tentang kapal riset bagi para pelajar,” pungkasnya.