Menjelang akhir Mei, tim arkeolog Jerman menemukan jejak manusia purba di Ethiopia. Menutip jurnal Nature, kantor berita Reuters melaporkan tim belum lama ini menemukan fosilĀ rahang dan gigi di permukaan tanah liat berlumpur Ā wilayah Afar Ethiopia.
Dua potong organ itu diperkirakan merupakan bagian dari fosil manusia yang hidup sekitar 3,3-3,5 juta Ā tahun lalu. Fosil yang diidentifikasi sebagai Paratipe (BRT-VP-3/14) itu diduga terkait erat dengan keberadaan nenek moyang manusia Australopithecus afarensis yang lebih dikenal Ā dengan sebutan “Lucy”.
Ada dugaan fosil itu memberi petunjuk kunciĀ yang mungkin menjelaskan adanya missing link dalam evolusi garis keturunan manusia sebelum munculnya genus Homo. Mereka menyebut spesius baru ini dengan Australopithecus deyiremeda. Bersama āLucyā, species ini hidup pada kurun waktu sekitar 3 jutaan tahun lalu.Ā Keduanya mirip, tapi tidak sama. Ā Australopithecus deyiremeda memberi indikasi adanya transisi antara Ā sifat seperti kera dan seperti manusia.
Untuk diketahui spesies Lucy atau Australopithecus afarensis ditemukan tahun 1974 sekitar Ā 30 mil (50 km) dari lokasi fosil baru Ā (Australopithecus deyiremeda ) ini ditemukan. Dari hasil kajian sementara, spesies baru Ā ini memiliki tulang pipi dan ukuran gigi yang lebih kecil, kemungkinan membuatnya tampak lebih seperti primata genus Homo ketimbang dengan spesies Lucy, kata Yohannes Haile Selassie, palaentolog dari Cleveland Museum of Natural History dalam laporan yang dirilis jurnal Nature.
Para ilmuwan pimpinan Selassie menemukan fosil rahang dan gigi atas dan bawah . Setidaknya milik Ā tiga orang Australopithecus deyiremeda . Tim masih mencari serpihan lainnya. Sebelumnya mereka Ā menemukan fosil dari bagian kaki yang ditengarai berusia Ā 3,4 juta tahun lalu. Indikasi adanya spesies baru memang sangat terbuka, tambahnya.
Dibandingkan dengan Lucy, spesies baru itu memiliki rahang yang lebih kuat, dengan posisi lebih rendah, tulang pipi lebih jauh ke depan pada rahang atas, gigi geraham dengan enamel tebal dan gigi bawah yang relatif kecil, jelas Ā Stephanie Melillo, ahli paleoantropologi Ā Divisi Riset Evolusi Manusia dari Institut Max Planck di Jerman.
Satu pertanyaan yang belum terjawab tim riset adalah bagaimana spesies Lucy dan yang baru dapat berhasil hidup berdampingan. “Mereka tentu akan menjadi Ā pesaing satu sama lain jika mereka mengeksploitasi sumber daya yang sama atau memiliki strategi mencari makan yang sama,” kata Haile Selassie-.
Perbedaan gigi memberi indikasi bahwa mereka memiliki pola diet yang berbeda, yang berarti mereka mungkin tidak bersaing untuk sumber daya yang sama. Kedua spesies ini juga memiliki kekerabatan dengan Ā manusia spesies Kenyanthropus platyops, yang ditemukan di wilayah yang Ā relatif dekat di Kenya.
Spesies manusia modern, Homo sapiens,dipercaya Ā muncul sejak 200.000 tahun yang lalu. Sementara, genus Homo diperkirakan muncul sebagai komuniras hidup pada era 2,8 juta tahun yang lalu. Para ilmuwan sebelumnya berpendapat hanya ada satu nenek moyang manusia yang hidup pada kurun waktu antara 4 dan 3 juta tahun yang lalu, yaitu Lucy.
AdanyaĀ Australopithecus deyiremeda Ā membuka wacana ilmiah baru tentang detail garis evolusi manusia. “Cerita dari temuan ini menjadi lebih rumit karena membuka lebih banyak cabang garus evolusi yang bisa ditambahkan ke pohon filogenetik manusia,” tegas Melillo.