Dua alat mesin pertanian hasil kreasi Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BB Mektan) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) siap memasuki era produksi masal. Empat perusahaan telah berkomitmen untuk melisensi Rice Transplanter Jajar Legowo dan Mini Combine Harvester.
MOU antara  BB Mektan dengan  empat perusahaan — PT. WIKA Industri dan Konstruksi, PT. Sarandi Karya Nugraha, CV. Adi Setia Utama Jaya dan PT. Lambang Jaya—telah ditandatangani  di Bogor akhir pekan lalu.
Kepala Balitbangtan Dr Haryono mengatakan bahwa kedua mesin tersebut sangat dibutuhkan di sentra-sentra produksi beras yang saat ini sangat kekurangan tenaga kerja. Upaya modernisasi alsintan di sektor pertanian diperderas setelah awal Februari 2015 lalu menggandeng PT. Bukaka Teknika Utama, saat ini Balitbangtan menggandeng empat perusahaan swasta lainnya.
Mengingat kebutuhan alat mesin pertanian untuk OPSUS PAJALE (Operasi Khusus Padi, Jagung, Kedele) mencapai ribuan unit, maka Balitbangtan menggandeng dunia usaha agar kedua alat mesin pertanian tersebut dapat diproduksi secara masal.
Alat mesin pertanian tersebut lebih dikenal Jarwo Transplanter yaitu mesin penanam padi dan Mico mesin pemanen padi merupakan hasil dari para perekayasa BBP Mektan yang sesuai untuk wilayah-wilayah saat masa-masa musim tanam dan musim panen sangat kekurangan tenaga kerja.
Program swasembada beras yang telah dicanangkan oleh Kabinet Kerja, telah ditangkap oleh para perekayasa BBP Mektan dengan menghasilkan mesin penanam padi dan mesin pemanennya yang sesuai dengan topografi persawahan di Indonesia.
Keunggulan mesin tanam tersebut mampu melakukan tanam padi dalam satu ha dalam waktu 5-6 jam yang mampu digunakan di lahan sawah dengan kedalaman lumpur sampai dengan 60 cm, dan dapat menurunkan biaya tanam dan sekaligus mempercepat waktu tanam. Sedangkan mesin pemanen dengan tipe mini ini mempunyai tiga kombinasi fungsi yaitu berfungsi sebagai mesin pemotongan, perontokan dan pembersihan.