Oleh: Upik SA Kamil, Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Manajemen UNJ
TechnologyIndonesia.id – Bisnis ramah lingkungan kian menjadi sorotan di era modern, terutama dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan. Salah satu usaha yang menarik perhatian adalah pengelolaan sampah kertas oleh masyarakat.
Meningkatnya konsumsi kertas global, membuat sampah kertas menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar di dunia. Kondisi ini menciptakan peluang besar bagi UMKM yang ingin menggeluti usaha pengelolaan sampah kertas. Selain memberikan solusi atas masalah timbunan sampah, usaha ini memiliki potensi keuntungan yang menjanjikan.
Kontribusi UMKM
Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, memberikan alternatif lapangan kerja dan keberlanjutan lingkungan. Secara umum, UMKM dianggap sebagai salah satu tulang punggung ekonomi nasional dan menyumbang sebagian besar PDB (Produk Domestik Bruto) nasional di negara maju maupun negara berkembang (Moursellas et al., 2022).
Walaupun mempunyai keterbatasan sumber daya, seperti modal, teknologi, dan sumber daya manusia, UMKM dapat beradaptasi dengan perubahan pasar dan kondisi ekonomi. UMKM seringkali memiliki ide inovatif dan kreatif dalam menjalankan usaha.
Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran masyarakat terhadap isu-isu lingkungan terus meningkat, mendorong lahirnya berbagai bisnis ramah lingkungan. Salah satunya, UMKM yang melakukan pengelolaan sampah kertas. Bisnis ini tidak hanya menawarkan solusi ekologis, tetapi juga peluang keuntungan ekonomi yang menarik, terutama di era ekonomi sirkular.
Bisnis Pengelolaan Sampah Kertas
Pengelolaan sampah kertas menjadi salah satu tantangan besar di Indonesia. Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat bahwa produksi sampah di Indonesia mencapai 40.202.161,24 ton pada tahun 2023.
Dari jumlah tersebut, sekitar 10,89% merupakan sampah kertas. Karena itu, pengelolaan sampah kertas perlu dilakukan secara efektif dan efisien. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui pengelolaan sampah kertas di hulu oleh UMKM.
Pengelolaan sampah kertas di hulu akan berdampak pada pengurangan sampah kertas yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan alternatif penyediaan bahan baku untuk indutri yang menggunakan kertas dalam proses produksinya. Dari perspektif ekonomi, pengelolaan sampah kertas dapat meningkatkan pendapatan masyarakat melalui penjualan kepada konsumen pengguna kertas.
Proses pengelolaan sampah kertas melibatkan beberapa tahap. Dimulai dari mengumpulkan sampah kertas dari berbagai sumber seperti rumah tangga, kantor, dan sekolah. Selanjutnya proses pembersihan agar sampah kertas tidak tercampur dengan material lain seperti plastik dan logam. Proses berikutnya pengepresan dan pengepakan sebelum pengiriman ke pabrik daur ulang kertas atau industri kertas.
Salah satu daya tarik bisnis pengelolaan sampah kertas adalah kebutuhan modal yang relatif rendah dibandingkan sektor industri lainnya. Dengan peralatan dasar seperti mesin pengepres, pelaku usaha sudah dapat memulai produksi. Alat pendukung lainnya berupa alat penimbang, troli atau gerobak dorong, meja kerja, dan rak penyimpanan.
Operasional bisnis ini juga cukup fleksibel. UMKM dapat bermitra dengan lembaga pendidikan, perkantoran, atau toko buku untuk mengumpulkan bahan baku berupa kertas bekas.
Selain itu, kegiatan edukasi mengenai pentingnya pengurangan sampah kertas di hulu dapat menciptakan hubungan simbiosis, di mana bahan baku dapat diperoleh dengan harga murah bahkan gratis dan keberlanjutan.
Pengelolaan sampah kertas memiliki potensi ekonomi yang besar. Keekonomian UMKM pengelola sampah kertas bersumber dari penjualan hasil pengumpulan dan pemilahan sampah kertas dari sumber kepada industri daur ulang kertas dan industri kertas. Selain itu, usaha ini juga menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.
Peluang Besar bagi UMKM
Meningkatnya konsumsi kertas global, membuat sampah kertas menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar di dunia. Kondisi ini menciptakan peluang besar bagi UMKM yang ingin memasuki sektor usaha kecil pengelolaan sampah kertas.
Isu lingkungan dan tren pembangunan berkelanjutan mendorong banyak perusahaan besar bekerja sama dengan pemasok sampah kertas untuk menciptakan produk ramah lingkungan, sehingga membuka peluang pasar yang lebih luas bagi usaha kecil pengelolaan sampah kertas. Disisi lain, kebutuhan akan kertas terus meningkat, baik untuk keperluan rumah tangga, pendidikan, maupun bisnis.
Salah satu inisiatif pengelolaan sampah adalah bank sampah yang berfokus pada pengumpulan, pemilahan, dan daur ulang kertas bekas. Konsep ini bertujuan mengurangi volume sampah dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.
Bank sampah merupakan fasilitas yang mengumpulkan dan mengelola sampah kering, termasuk kertas, untuk didaur ulang. Dalam sistem ini, masyarakat dapat menyetorkan kertas bekas yang telah dipilah dan mendapatkan imbalan dalam bentuk uang atau tabungan.
Ternyata, bank sampah belum sepenuhnya menjadi solusi pengelolaan sampah di hulu. Salah satu solusinya adalah mendorong usaha pengelolaan sampah kertas yang dapat melanjutkan kegiatan pengumpulan sampah kertas oleh bank sampah. UMKM pengelola sampah kertas mempunyai peranan sebagai jembatan antara bank sampah dengan indsutri pengguna sampah kertas.
UMKM merupakan kategori usaha skala kecil hingga menengah dalam hal jumlah tenaga kerja, pendapatan, dan asset. Pada umumnya, UKM dikelola langsung oleh pemiliknya atau merupakan usaha keluarga, dan modal usaha berasal dari pribadi.
Dari hasil pemantauan terhadap implementasinya, UMKM bersifat fleksibel dan mudah beradaptasi dengan perubahan pasar. UMKM berfungsi sebagai jaring pengaman bagi masyarakat berpenghasilan rendah dengan menyediakan berbagai jenis pekerjaan dan peluang bisnis.
Walaupun dalam kategori skala kecil ternyata cakupan pemasaran UMKM tidak hanya untuk lokal dan nasional tetapi sudah menjangkau skala global. UMKM berbasis produk lokal memiliki daya saing karena keunikannya, yang menjadi bagian dari ekonomi kreatif global. Produk dari ekonomi kreatif sering menarik konsumen internasional (Howkins, J., 2001).
Melalui artikel ini, penulis mengulas UMKM pengelolaan sampah kertas dengan menitik beratkan pada pengelolaan sampah kertas di hulu, untuk mengetahui nilai ekonomi dari kegiatan tersebut dan bagaimana dampaknya terhadap peluang kerja di sektor ini.
Dari teori didapatkan informasi bahwa keekonomian dari sektor UMKM secara nasional sangat memengaruhi pendapatan negara, sehingga perlu dipantau lebih lanjut kontribusi dari umkm pengelolaan kertas bekas terhadap pembangunan berkelanjutan.
Potensi Ekonomi Sampah Kertas
UMKM memiliki peran yang sangat vital dalam perekonomian Indonesia. UMKM yang bersifat fleksibel dan mudah beradaptasi memiliki banyak keunggulan sehÃngga mampu bersaing tidak hanya di pasar lokal atau nasional, tetapi juga di kancah global.
UMKM cenderung lebih mudah bereksperimen dengan ide-ide baru, baik dalam produk maupun cara pemasaran, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan tren pasar global. Keunggulan UMKM memungkinkan layanan pelanggan yang lebih personal dan berbasis komunitas lokal.
UMKM umumnya memiliki struktur organisasi yang sederhana, memungkinkan pengambilan keputusan yang cepat untuk menyesuaikan produk atau layanan dan dapat menyesuaikan skala produksi sesuai dengan permintaan pasar, sehingga meminimalkan risiko overproduksi.
Timbulan kertas bekas dari penggunaan kertas yang mencapai 4.378.015,36 ton memberikan peluang bagi usaha pengelolaan sampah kertas. Potensi keekonomian dari pengelolaan sampah kertas ini cukup menjanjikan.
Salah satu UMKM pengelola sampah kertas di Jakarta Timur memiliki kisaran pendapatan Rp300/kilogram dengan penerimaan sampah kertas mencapai 25 ton/hari. Dari sumber tersebut, UMKM pengelola sampah kertas bisa mendapatkan keekonomian dari penjualan berbagai jenis kertas bekas, termasuk kardus, kertas HVS, koran, dan buku tulis rata-rata Rp7,5 juta/hari dan pendapatan sekitar Rp225 juta/bulan.
Selain pengelolaan sampah kertas, dimungkinkan adanya diversifikasi usaha atau perluasan kegiatan misalkan dengan menambahkan peralatan untuk daur ulang sampah kertas atau memiliki armada pengangkutan mandiri.
Usaha pengelolaan sampah kertas juga memberi peluang menciptakan usaha lain dengan berinvestasi di bidang percetakan, packaging premium. Pengelolaan sampah kertas di Jakarta berperan penting dalam pengelolaan limbah, memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan bagi masyarakat.
Kesimpulan
Struktur organisasi yang sederhana memudahkan UMKM untuk merespon perubahan pasar dengan cepat. Kolaborasi dengan komunitas internasional seperti diaspora, organisasi lingkungan, atau pameran produk khas dapat membuka akses ke pasar global.
Potensi keuntungan UMKM pengelolaan sampah kertas sangat menjanjikan. Biaya produksi yang rendah memungkinkan margin keuntungan yang besar, terutama jika ada diversifikasi produk yang dihasilkan sehingga berpotensi bernilai tambah tinggi.
UMKM yang menonjolkan nilai ramah lingkungan cenderung lebih mudah mendapatkan dukungan dari pemerintah maupun organisasi internasional. Banyak program yang menyediakan bantuan pendanaan, pelatihan, hingga akses pasar untuk bisnis berkelanjutan.
Potensi pasar untuk penggunaan sampah kertas sebagai bahan baku juga cukup luas dengan semakin berkembangnya market untuk produk kertas daur ulang. Penerapan prinsip ekonomi sirkular dan 3R (reduce, reuse, recycle) dapat membantu mengoptimalkan pengelolaan sampah kertas.
Meskipun potensi daur ulang tinggi, tantangan utama termasuk kurangnya sistem pemilahan yang efisien dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya daur ulang dapat menghambat dalam mengelola potensi ini.
Pemerintah juga bertanggung jawab melakukan pengawasan terhadap operasional bank sampah agar sesuai peraturan yang berlaku. Evaluasi berkala terhadap kinerja bank sampah membantu memastikan bahwa mereka berfungsi efektif dalam mengurangi volume sampah.
Peran masyarakat dalam daur ulang sampah kertas dapat dimulai dengan memilah sampah kertas dari sumbernya seperti dari rumah, perkantoran, sekolah dan kawasan komersil. Pemilahan ini akan memudahkan proses pengumpulan dan pengolahan kertas untuk didaur ulang.
Masyarakat dapat mengorganisir atau berpartisipasi dalam pengumpulan kertas bekas dari rumah tangga dan institusi lainnya serta bergabung dengan program-program yang dikelola pemerintah atau organisasi non-pemerintah yang fokus pada daur ulang kertas, termasuk berpartisipasi dalam bank sampah atau membangun UMKM pengelolaan sampah kertas.
Peran Penting Pemerintah
Pemerintah memiliki peran sangat penting dalam mendukung keberlanjutan UMKM pengelola sampah kertas yang berkelanjutan. Pemerintah dapat berkontribusi melalui penyusunan peraturan dan kebijakan, serta menyediakan dukungan edukasi dan sosialisasi.
Melalui program-program edukasi, pemerintah berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah dan melakukan daur ulang. Kegiatan sosialisasi ini bertujuan mendorong partisipasi masyarakat untuk mulai mendukung kegiatan daur ulang sampah, serta membangun kegiatan pengumpulan dan pemisahan sampah kertas di hulu melalui program bank sampah atau bekerja sama dengan UMKM pengelola sampah kertas.
Pemerintah perlu mendorong terbentuknya ekosistem yang membangun kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk sektor swasta, bank sampah, UMKM pengelola sampah kertas, asosiasi, LSM, dan masyarakat untuk menciptakan penanganan sampah yang lebih baik, sehingga pengelolaan sampah kertas dan pemanfaatan potensi daur ulang dapat dilakukan secara maksimal.
Dalam ekosistem ini, diperlukan penguatan kolaborasi melalui peran asosiasi daur ulang sampah kertas melalui berbagi pengalaman dan strategi pengelolaan daur ulang sampah kertas, serta UMKM pengelolaan sampah kertas, sehingga tidak terjadi monopoli dalam mendapatkan sumber sampah kertas maupun penyaluran produk bank sampah dan produk daur ulang kertas.
Dengan melakukan langkah-langkah ini, masyarakat tidak hanya membantu meningkatkan tingkat daur ulang sampah kertas, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan secara keseluruhan, menciptakan lapangan pekerjaan, dan mendapatkan keekonomian dari pengelolaan sampah kertas.
Mengetahui dampak positif dari UMKM pengelola sampah kertas terhadap lingkungan, penciptaan peluang kerja, dan potensi peluang usaha, maka sudah seharusnya dipikirkan kemungkinan memberikan insentif bagi masyarakat yang aktif dalam pengelolaan penurunan timbulan sampah kertas.***
________________________________________________________
*Upik Sitti Aslia Kamil, S.T., MSc lahir di Jakarta, 10 Pebruari 1971. Penulis menamatkan S1 di Jurusan Teknik Kimia Universitas Sriwijaya pada Januari 1995. Penulis melanjutkan studi S2 di Leeds University Inggris pada jurusan Sustainable Waste Management, Civil Engineering dan lulus tahun 2003.
Penulis aktif sebagai pegawai struktural di Kementerian Lingkungan Hidup dan menangani Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Di bidang lingkungan, penulis pernah terlibat dalam isu pengelolaan limbah dan sampah, perubahan iklim dan negosiasi internasional.
Saat ini penulis tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Manajemen Universitas Negeri Jakarta.