Lapan Dorong Peneliti Mengeksplorasi Antariksa

Indonesia menjadi tuan rumah workshop keantariksaan “The 1st Space Exploration and Kibo Utilization for Asia”. Workshop ini membahas pemanfaatan eksplorasi antariksa untuk keperluan penelitian di berbagai bidang seperti pertanian, perekayasaan dan teknologi, biomedis, dan material maju.

Workshop hasil kerja sama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dengan Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) ini, bertujuan mengajak peneliti dan akademisi seantero Asia dalam eksplorasi antariksa. Caranya, dengan memanfaatkan fasilitas modul percobaan milik Jepang, KIBO, di Stasiun Antariksa Internasional atau International Space Station (ISS). Kegiatan ini diharapkan akan meningkatkan pemahaman para peneliti dan akademisi mengenai pentingnya penelitian atau eksperimen mikrogravitasi di luar angkasa.

Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin mengungkapkan bahwa workshop ini merupakan hasil rekomendasi yang ditetapkan saat Asia Pacific Regional Space Agency Forum (APRSAF) ke-21 pada 2-3 Desember 2014, di Tokyo, Jepang. “APRSAF mendorong negara-negara di Asia Pasifik untuk memperkenalkan fasilitas KIBO sekaligus mengembangkan eksplorasi antariksa,” katanya di sela-sela workshop yang berlangsung di Kantor Pusat LAPAN, Jakarta, Kamis (28/5).

Menurut Thomas, beberapa proposal penelitian antariksa diusulkan oleh peneliti dari Indonesia dan dipresentasikan dalam workshop ini. Peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) mengusulkan terkait pertanian di antariksa yaitu bagaimana proses pematangan pisang di luar angkasa. “Progam dari ITB yang sudah feasibility study ini dimulai tahun 2006,” lanjut Thomas.

Usulan lain berasal dari Universitas Indonesia di bidang material science berupa penelitan komposit. Lembaga Eikjman mengusulkan penelitian terkait space medicine tentang virus malaria. Sementara Universitas Surya mengenai pengembangan nano satelit untuk pendidikan.

“Usulan ini akan dikaji dengan tim JAXA mengenai layak atau tidaknya untuk dikirim ke antariksa. Penelitian di antariksa harus benar-benar diteliti prosedurnya dengan sangat ketat,” kata Thomas.

Sebelumnya, Indonesia telah berpartisipasi pada program KIBO dengan mengirimkan biji tomat selama satu bulan di luar angkasa dan membawa kembali ke Indonesia. Biji tomat kemudian diteliti untuk melihat perbedaaan karakter tumbuhan selama di bumi dan luar angkasa.

Sebagian biji tomat dari luar angkasa diberikan pada siswa SMP untuk ditanam. Kegiatan ini bersifat edukasi untuk menumbuhkan visi antariksa bagi masa depan. “Intinya mendorong generasi muda untuk memahami lingkungan antariksa yang nantinya memberi manfaat bagi Asia,” ungkap Thomas.

Salah satu penelitian sukses di ISS adalah Microencapsulation Electrostatic Processing System (MEPS) oleh Dennys R. Morrison, Ph.D. Penelitian ini menghasilkan kemungkinan pasien kanker atau tumor bebas dari efek samping kemoterapi. Melalui penelitian ini, obat kanker dan tumor ditempatkan secara spesifik pada bagian tubuh pasien.

 

Workshop dihadiri oleh perwakilan JAXA yaitu Ketua Komite Eksekutif APRSAF, Yoshinori Yoshimura dan perwakilan The Space Environment Utilization Working Group (SEUWG) APRSAF, Yoshiya Fukuda. Peserta workshop merupakan perwakilan negara anggota APRSAF yaitu Indonesia, Korea, Thailand, Vietnam, Jepang, dan Malaysia. Workshop keantariksaan ini merupakan rangkaian agenda sebelum pertemuan APRSAF ke-22 di Bali, Desember 2015.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author