JAKARTA – Sejatinya, budidaya bawang merah merupakan usaha yang sangat menguntungkan. Namun begitu, usaha ini sekaligus juga mengandung resiko kerugian. Saat harga bawang jatuh bebas seperti yang dialami para petani di Brebes dan sekitarnya, teknik Instore Drying bisa menjadi solusi.
Untuk mengurangi risiko rugi besar akibat harga jatuh, para petani memerlukan solusi pasca panen. Betapa tidak, kegagalan dalam penanganan pascapanen komoditas ini dapat menimbulkan kerusakan umbi, susut bobot dan kehilangan hasil. Kemampuan petani dalam penanganan pascapanen dan melakukan tunda jual dapat memberikan keuntungan yang sangat besar.
Dalam konteks ini, Balai Besar Pascapanen Balitbangtan telah menyiapkan teknologi Instore Drying. Menurut Ka Balitbangtan Muhammad Syakir, teknologi penyimpangan kering ini telah cukup lama dikembankan. Sejak tahun 2007, tambahnya, BB Pascapanen telah mengintroduksikan suatu teknologi sistem pengeringan-penyimpanan (Instore Drying), dimana dalam sistem ini kondisi ruang dapat diatur sesuai kondisi optimum untuk proses pengeringan-penyimpanan bawang merah.
Dalam skala penelitian, bangunan pengeringan-penyimpanan (Instore Drying) dibuat berkapasitas 5-10 ton dengan spesifikasi bangunan sebagai berikut: ukuran bangunan 6m panjang x 6m lebar x 3m tinggi, atap bangunan terbuat dari fibre glass transparan yang dilengkapi dengan aerasi udara (ballwindow), dinding bangunan dari fibre glass, rak pengering-penyimpanan berupa rak gantung yang dibuat dari batang bambu.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengeringan bawang merah dengan Instore Drying dapat dilakukan dalam waktu 3 hari. Hal ini berarti pengeringan bawang merah dengan Instore Drying lebih cepat dibandingkan dengan pengeringan cara petani (penjemuran) yang bisa mencapai 9 hari. Selain itu, pengeringan bawang merah di dalam Instore Drying juga tidak menyebabkan kerusakan yang berarti yaitu hanya berkisar antara 0.24 – 0,72% jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan penjemuran, dimana tingkat kerusakannya bisa mencapai 1,68%.
Menurut BB Pascapanen Balitbangtan, titik kritis kegagalan dalam penanganan pascapanen bawang merah terutama saat panen pada musim penghujan, pada tahap pengeringan daun atau pelayuan dan pengeringan umbi. Kegagalan proses pelayuan daun dapat menyebabkan infeksi bakteri pembusuk, sedangkan kegagalan pengeringan umbi dapat menyebabkan rendahnya daya simpan, umbi cepat busuk, bertunas dan keluar akar. Kehilangan hasil akibat kerusakan ini bisa mencapai 20 – 40%.
Untuk diketahui, selama ini teknik pengeringan yang dilakukan petani adalah penjemuran di bawah sinar matahari yang membutuhkan waktu antara 7-9 hari. Pengeringan dengan teknik ini tentunya sangat tergantung dengan kondisi cuaca saat penjemuran. Saat suaca cerah penjemuran dapat berlangsung dengan baik, tetapi sebaliknya saat cuaca mendung atau bahkan hujan, penjemuran sama sekali tidak dapat dilakukan sehingga umbi bawang merah menjadi cepat busuk.