JAKARTA – Pelaksanaan program dan kegiatan perekayasaan teknologi yang dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sepanjang 2016 ditandai dengan upaya-upaya untuk memberikan solusi teknologi guna meningkatkan daya saing perekonomian dan kedaulatan bangsa Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Kepala BPPT, Unggul Priyanto dalam acara Refleksi BPPT 2016 di Auditorium Gedung II BPPT, Jakarta, Senin (15/8/2016). Refleksi ini dilaksanakan sebagai upaya untuk diseminasi informasi iptek, khususnya hasil inovasi BPPT, kegiatan perekayasaan dan layanan teknologi. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian acara Hari Ulang Tahun BPPT ke-38.
“BPPT sebagai pusat unggulan teknologi mengutamakan inovasi dan layanan teknologi untuk mewujudkan daya saing industri dan kemandirian bangsa, selalu siap melaksanakan kaji terap teknologi untuk menciptakan inovasi dan layanan teknologi yang terbaik untuk Indonesia,” papar Unggul.
Dalam rangka mendukung pengembangan industri nasional, BPPT fokus pada tiga bidang teknologi yaitu energi, kemaritiman, dan pangan. BPPT juga melaksanakan kegiatan perekayasaan dan riset teknologi pada bidang farmasi dan kesehatan, sumber daya alam, lingkungan, kebencanaan, material, transportasi, dan hankam, serta mewujudkan program nasional untuk pembangunan Taman Sains dan Teknopark.
Menurut Unggul, Capaian PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) BPPT mengalami peningkatan dari Rp 120.6 Milyar pada 2014 menjadi Rp 140.3 Milyar pada 2015. Sementara hingga Agustus 2016 capaian PNBP mencapai 126.7 Milyar. Diharapkan sampai akhir 2016 bisa melampaui 140 Milyar. Sementara untuk Kontrak Pusat Pelayanan Teknologi (Pusyantek) BPPT berupa konsultan, desain, rancang bangun, dan lain-lain pada 2014 sebesar 46 Milyar dari 78 kontrak. Nilai tersebut meningkat menjadi 74 Milyar dari 134 kontrak pada 2015. Sementara hingga Agustus 2016 nilainya Rp 55 Milyar dari 64 kontrak.
Dalam puncak acara Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-21 di Surakarta, Jawa Tengah, untuk pertama kalinya, salah satu unit BPPT yaitu Pusat Teknologi Nasional mendapat anugerah Prayoga Sala. Penghargaan ini merupakan bagian dari Anugerah Iptek tahun 2016 kategori penguasaan teknologi material untuk pembangunan dan penguatan struktur industri. Sementara Imam Paryanto, M.Eng mendapat anugerah Adi Brata kategori inovasi teknologi produksi garam farmasi yang patennya sudah dipakai oleh PT Kimia Farma.
Sekretaris Utama BPPT, Soni S. Wirawan memaparkan bahwa tahun 2016 BPPT berhasil menuntaskan refokusing organisasi BPPT, yang diharapkan mampu merumuskan tugas dan fungsi unit kerja guna menghasilkan kontribusi nyata untuk mendukung visi dan misi Presiden RI.
“Tahun ini, BPPT juga berhasil meraih Opini WTP atas kinerja keuangan dan meraih penghargaan Laporan Pelaksanaan dan Pengelolaan Keuangan Terbaik pertama oleh KPPN dari 58 Kementerian/Lembaga. BPPT juga meraih nilai BB dalam Reformasi Birokrasi,” papar Soni.
BPPT juga menjadi juara satu dalam kategori Penghematan Energi dan Air sub kategori Pemerintahan Pusat dalam Penghargaan Efisiensi Energi Nasional (PEEN) ke-5 tahun 2016.