Kepala LIPI, Iskandar Zulkarnain membuka Seminar Hari Metrologi Dunia 2017 ”Peran Penting Pengukuran dalam Transportasi untuk Peningkatan Konektivitas Nasional” di Jakarta, Rabu (17/5/2017).
Jakata, technology-indonesia.com – Kebutuhan transportasi yang berkualitas baik sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Sejalan dengan program Peningkatan Konektivitas Nasional, maka metrologi (sistem pengukuran) dan standardisasi menjadi faktor penting untuk peningkatan mutu transportasi nasional.
Saat ini, setidaknya tercatat ada 37 Standar Nasional Indonesia (SNI) bagi transportasi di Indonesia, yang terdiri dari 8 SNI terkait dengan transportasi darat, 15 SNI terkait transportasi laut, dan 14 SNI terkait transportasi udara.
“Dalam pelaksanaannya, SNI transportasi perlu didukung oleh suatu sistem pengukuran yang akurat (accurate), handal (reliable), tertelusur (traceable) dan terpercaya (trustable),” ujar Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Iskandar Zulkarnain saat membuka Seminar Hari Metrologi Dunia 2017 ”Peran Penting Pengukuran dalam Transportasi untuk Peningkatan Konektivitas Nasional” di Jakarta, Rabu (17/5/2017).
Dari sini, lanjutnya, peran Pusat Penelitian Metrologi LIPI penting sebagai institusi metrologi nasional yang menjamin kebutuhan itu semua, dengan secara intensif melakukan riset/penelitian dan pengembangan sistem pengukuran nasional yang akurat dan handal.
Tak dapat dipungkiri, transportasi berkontribusi langsung pada pertumbuhan ekonomi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa sektor transportasi berkontribusi sebesar 5,18% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Nilai ini meningkat dari kontribusi sebelumnya sebesar 4,79% di tahun 2015.
“Peningkatan ini tidak lepas dari upaya pemerintah untuk terus membangun dan meningkatkan infrastruktur transportasi nasional melalui program-progam kementerian terkait. Pembangunan infrastruktur transportasi telah mempermudah dan mempertinggi efisiensi dalam transportasi di Indonesia,” kata Iskandar.
Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan RI, sepanjang 2015 – 2016, pemerintah telah membangun 199,59 km jalur kereta api, 1.773 unit Bus Rapid Transit (BRT), 8 terminal penumpang tipe A, 11 unit kapal penyeberangan, 57 pelabuhan laut, 15 bandar udara baru (2 diantaranya sudah dioperasikan), 2 pelabuhan penyeberangan dan 33 unit kapal perintis laut.
Untuk wilayah Indonesia bagian timur, berdasarkan data Kemenko Maritim tahun 2016, pembangunan tol laut berdampak signifikan pada penurunan harga komoditas bahan pokok. Diantaranya, harga beras turun hingga 22%, terigu hingga 29%, minyak goreng hingga 15%, gula hingga 28%, bawang merah hingga 20%, dan daging ayam ras hingga 49%. Beberapa harga komoditas bahan bangunan seperti semen, triplek dan baja ringan pun turun hingga 17% .
Menurut Iskandar, hasil pencapaian tersebut membutuhkan sebuah sistem transportasi yang handal, aman, dan efisien. Untuk mencapai kondisi ini diperlukan persyaratan bahwa sarana dan prasana harus memenuhi standar yang ditetapkan. Untuk itu, harus dilakukan pengujian dan kalibrasi yang mewajibkan pengukuran atas berbagai parameter yang terkait dengan cara benar dan akurat.
“Karena itu kita membutuhkan iptek pengukuran yang sering dikenal sebagai metrologi. Sarana dan prasarana transportasi yang handal menjadi persyaratan utama bagi keamanan dan keamanan transportasi. Karena itu diperlukan pemeriksaan kendaraan secara berkala untuk memastikan kelaikan kendaraan yang beroperasi di jalan raya,” paparnya.
Staf Ahli Bidang Relevansi dan Produktivitas Kemenristekdikti, Agus Puji Prasetyono dalam sambutannya mewakili Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) menyampaikan agar pengukuran dalam transportasi tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik tetapi juga diperluas untuk mengukur hampir semua yang terkait kualitas bidang transportasi seperti tingkat ketidakpastian atau indeks kepercayaan konsumen dan lain-lain.
“Secara makro selain peningkatan konektivitas nasional, pengukuran dalam transportasi juga merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari produktivitas kegiatan barang dan jasa yang memiliki peran signifikan dalam aspek sosial, ekonomi, lingkungan, politik, dan hankam yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara kita,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Pusat Penelitian Metrologi LIPI yang juga Plt. Deputi Bidang Jasa Ilmiah LIPI, Mego Pinandito mengatakan bahwa pihaknya sebagai institusi metrologi nasional secara intensif melakukan penelitian dan pengembangan sistem pengukuran nasional yang akurat dan handal, serta menjamin ketertelusuran pengukuran nasional.
“Kami juga aktif mengikuti uji banding pengukuran di tingkat regional Asia Pasifik (Inter-laboratory Comparison – Asia Pacific Metrology Program), sehingga hasil pengukuran kita terpercaya dan diakui di tingkat internasional,” katanya.
Mego mengatakan, saat ini tercatat 82 kemampuan pengukuran nasional Pusat Penelitian Metrologi LIPI yang sudah terdaftar dalam International Bureau of Weights and Measures database dan diakui secara internasional. “Pada tingkat nasional sedikitnya ada 332 lingkup kemampuan ukur dan kalibrasi yang sudah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan asesor internasional,” imbuhnya.
Menurut Mego, metrologi transportasi merupakan pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi yang dapat diterapkan secara langsung dan dirasakan oleh masyarakat. “Terlebih lagi, transportasi menjadi fokus utama dalam peringatan Hari Metrologi Dunia 2017,” pungkas Mego.
Hari Metrologi Dunia merupakan perayaan tahunan untuk memperingati penandatangan Konvensi Meter yang dilaksanakan pada 20 Mei 1875 oleh perwakilan 17 negara. Konvensi menetapkan kerangka kerja untuk kolaborasi global dan sosial dalam pengukuran dalam aplikasi industri serta komersial. Tujuan kesepakatan ini adalah adanya keseragaman pengukuran di seluruh dunia.