Teknologi Kapal Pelat Datar inovasi PT Juragan Kapal Indonesia memasuki proses pabrikasi sebagai upaya komersialisasi produk. Kapal baja ini memiliki keunggulan yang dapat menjadi solusi alternatif pengganti kapal kayu dan kapal fiberglass.
Juragan Kapal merupakan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) yang didirikan oleh Adi Lingson dan Sanlaruska Fathernas dari Teknik Perkapalan Universitas Indonesia (UI). PPBT yang bergerak di bidang desain dan produksi kapal baja ini menjadi binaan Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis (DIIB) UI dan Kemenristekdikti sejak tahun 2013.
Dosen Teknik Perkapalan UI, Hadi Tresno Wibowo mengatakan kapal dari kayu dan fiberglass terbatas dari segi ukuran dan kekuatan. Material kayu untuk membuat kapal semakin sulit diperoleh sehingga harganya menjadi mahal. Sementara material fiberglass masih diimpor dan tidak ramah lingkungan. Namun untuk membuat kapal baja yang harus dilengkungkan membutuhkan investasi besar.
“Karena itu desain kapalnya disederhanakan sehingga tidak perlu investasi besar. Lahirlah desain Kapal Pelat Datar. Mudah-mudahan ini bisa berkembang untuk bangsa dan negara supaya tidak lagi mengandalkan teknologi luar,” kata Hadi dalam kegiatan Pabrikasi Kapal Pelat Datar 10 GT di area produksi Gunung Steel Group (GSG),Cikarang pada Minggu (15/1/2017).
Pabrikasi Kapal Pelat Datar 10 GT dengan panjang 13.5 meter ini ditinjau langsung oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir. Sebelum pabrikasi, kapal ini telah diuji coba oleh Menristekdikti pada 20 Agustus 2016 di Kepulauan Seribu. Menristekdikti berkomitmen mendukung pembuatan kapal hasil inovasi anak bangsa tersebut untuk dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat dan program kapal pemerintah.
GSG merupakan produsen baja nasional dengan total kapasitas 2,5 juta ton/tahun. Dengan dukungan GSG sebagai industri penunjang, Kapal Pelat Datar sudah mampu diproduksi massal secara cepat demi mendukung Program Poros Maritim Dunia.
Chief Executive Office Juragan Kapal, Adi Lingson mengatakan desain Kapal Pelat Datar sudah didaftarkan patennya pada 2013. Setelah pabrikasi selesai, kapal ini akan menjalani proses sertifikasi di Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) agar bisa diproduksi massal.
Menurut Adi, kapal Pelat Datar memiliki keunggulan dari sisi produktivitas dan efisiensi produksi karena konstruksinya yang sederhana sehingga bisa diproduksi secara cepat dan murah. Pemotongan material baja menggunakan mesin otomatis akan meningkatkan kecepatan produksi.
“Kapal ini memiliki daya tahan yang lebih kuat untuk beradaptasi dengan perairan di Indonesia. Umur pakai kapal lebih lama dan bisa didaur ulang, serta material baja berasal dari lokal. Kapal ini multi purpose, bisa untuk kapal nelayan atau kapal penumpang,” ujar Adi Lingson.
Juragan Kapal menegaskan, Indonesia harus memiliki identitas “Kapal Nasional” yang membedakannya dengan kapal negara lain. Hal ini dapat dicapai bukan dengan teknologi yang kompleks dan sangat canggih, tetapi teknologi sederhana namun menyimpan kekuatan global.
Kapal baja sangat dibutuhkan nelayan Indonesia untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing terhadap negara lain. Kapal Pelat Datar bisa menjadi solusi yang tepat sasaran untuk memperkuat armada kapal ikan. Nelayan juga bisa diberdayakan untuk turut serta menjaga perairan NKRI.