Fenomena Wolf Moon, Bulan Purnama di Januari

TechnologyIndonesia.id – Fenomena astronomi sepanjang tahun beragam jenisnya. Salah satunya, Bulan Purnama. Wolf Moon merupakan nama tradisional untuk Bulan Purnama yang terjadi pada bulan Januari.

Ada beberapa istilah nama lain untuk Bulan Purnama. Berikut penjelasan tentang Bulan Purnama yang dikenal dengan sebutan Wolf Moon (Bulan Serigala).

Bulan Purnama terjadi setiap 29 hari, yang berarti sebagian besar bulan mempunyai satu Bulan Purnama (meskipun jarang terjadi dua Bulan Purnama dalam satu bulan kalender, bulan kedua disebut Bulan Biru).

Bulan Purnama terjadi saat Bumi berada diantara Matahari dan Bulan. Bulan menjadi tampak penuh dikarenakan semua sisinya terkena sinar matahari. Belahan Bumi yang mengalami fase malam akan melihat bentuk Bulan bulat sempurna.

Peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Farahhati Mumtahana menyampaikan bahwa menurut NASA, di Amerika Serikat, Bulan Purnama setiap bulan memiliki nama tradisional yang dikaitkan dengan cuaca, tanaman yang sedang musim, atau hewan yang mungkin dilihat pada waktu tersebut.

“Nama-nama tradisional ini tercantum dalam Almanak Petani, yang menulis bahwa nama-nama ini berasal dari sejumlah tempat, termasuk sumber-sumber penduduk asli Amerika, kolonial Amerika, dan Eropa,” jelas Farah melalui keterangan tertulis pada Jumat (25/1/2024).

Farah melanjutkan, disebut Wolf Moon karena serigala lebih sering terdengar melolong di bulan Januari. Namun, kita sekarang tahu bahwa serigala sebenarnya tidak melolong lebih banyak di bulan Januari dibandingkan bulan lainnya.

Wolf Moon terjadi pada dini hari, Jumat, 26 Januari 2024 pukul 00.53 WIB dan masih bisa terlihat hingga 27 Januari 2024.

Menurut Farah, Bulan Purnama yang terjadi tidak menyebabkan dampak signifikan pada kehidupan di Bumi. Masyarakat bisa melihat Bulan Purnama yang indah secara langsung, asalkan cuaca cerah atau tidak mendung.

Bulan Purnama akan membuat langit malam lebih terang dari biasanya. Sehingga, meskipun langit cerah, cahaya bintang-bintang terutama di sekitar Bulan akan kalah. Namun, biasanya planet yang terang akan tetap terlihat, seperti Mars, Jupiter, dan Saturnus yang tampak di bulan Januari ini.

Efek yang cukup umum karena Bulan Purnama yaitu fenomena air pasang akibat gravitasi Bulan. Selain itu, Bulan Purnama juga biasanya mempunyai pengaruh khusus pada spesies tertentu, seperti migrasi dan perkembangbiakan.

Namun, karena maraknya polusi cahaya sehingga langit sering terang benderang karena sorotan lampu, pengaruh Purnama pada spesies ini cukup terdampak. (Ilustrasi Pixabay.com/Kanenori)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author