Teknologi pakan mandiri bisa menjadi alternatif bagi penyediaan pakan yang ekonomis bagi budidaya ikan air tawar. Teknologi pakan mandiri ini diharapkan menekan biaya pakan hingga dibawah 50%.
“Program kedaulatan pangan melalui bidang perikanan budidaya perlu didukung dengan penyediaan pakan yang ekonomis. Biaya pakan mencapai 60-70% dari biaya produksi budidaya suatu komoditas,” ungkap Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP), Achmad Poernomo saat menghadiri Workshop dan Focus Group Discussion (FGD) Pakan Mandiri, Senin (23/2) di Bogor.
Keberhasilan program ini, menurut Achmad, memerlukan dukungan seluruh pemangku kepentingan. “Informasi dasar, konsep atau cetak biru tentang arah, sasaran, strategi dan rencana aksi dari program ini diharapkan dapat dirumuskan secara komprehensif melalui workshop dan FGD pakan mandiri ini,” lanjutnya.
“Kegiatan ini diharapkan bisa merumuskan output berupa rekomendasi arah kebijakan di bidang pakan ikan menuju kedaulatan pangan dan sinkronisasi data yang akan disampaikan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan”, ungkap Achmad.
Dalam mendukung pakan mandiri, Balitbang KP telah mengeluarkan dua sertifikat formulator pakan di dua lokasi IPTEKMAS (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Masyarakat) Pakan Mandiri, yaitu Kabupaten Kampar Propinsi Riau dan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sertifikat formulator pakan ini diberikan kepada pengelola Pabrik Pakan Mandiri yang telah mendapatkan pendampingan teknologi formulasi pakan oleh peneliti Balitbang KP. Formulasi pakan penting karena 70 persen biaya total budidaya air tawar untuk pembelian pakan, terutama tepung ikan dan tepung bungkil kedelai.
Bahan baku pakan yang dikembangkan di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar (BPPBAT) terdiri dari 8-21 jenis bahan baku sebagai sumber protein, perekat, vitamin, mineral dan minyak ikan. Penerapan bahan baku disesuaikan dengan ketersediaan bahan baku tiap daerah.
Workshop bertema Pengembangan Teknologi Pakan Mandiri untuk Mendukung Produksi Perikanan Budidaya yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan ini dihadiri oleh pejabat-pejabat di lingkungan KKP. Hadir juga sebagai peserta workshop dari Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI), Asosiasi Produsen Pakan Indonesia (APPI/GPMT), Asosiasi Budidaya Ikan Laut Indonesia (ABILINDO), Asosiasi Pengusaha Pengolahan, Pemasaran Produk Perikanan (AP5I), kalangan perguruan tinggi, dan lain-lain.