Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar Rekreasi Edukasi Informasi Komunikasi Konservasi dan Atraksi ikan hias (REIKKA) di Depok, Jawa Barat, pada 6-8 Nopember 2014. Kegiatan ini merupakan sarana promosi, pengenalan, penyadaran publik, serta transfer IPTEK kepada masyarakat luas tentang berbagai hal yang berhubungan dengan ikan hias.
KKP memang sedang menggiatkan komersialisasi sektor kelautan dan perikanan, tak terkecuali bagi industri ikan hias nasional. Caranya, dengan membentuk sentra-sentra ikan hias nasional di berbagai daerah yang berbasis potensi ikan hias.
”Masyarakat pembudidaya ikan hias harus siap menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Sebab, permintaan pasar yang terus meningkat membuat sektor ikan sangat menjanjikan dari sisi bisnis,” ungkap Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP), Achmad Poernomo dalam REIKKA di Depok, Kamis (6/11).
Peluang usaha ini, lanjut Achmad, akan lebih baik lagi jika disuntik dengan teknologi sehingga akan mengkatrol daya saing. Penerapan teknologi harus berorientasi mempertahankan produktivitas yang dinamis dan berkelanjutan. Dalam hal ini, Balitbang KKP telah menghasilkan paket teknologi dan inovasi bagi para masyarakat perikanan.
Kegiatan Gelar Promosi Ikan Hias tersebut, KKP berhasil mencetak rekor MURI karena berhasil membudidayakan ikan pelangi asal Papua. Ikan Kurumoi (Melanotaenia parva) yang memiliki warna sangat indah ini merupakan satu-satunya ada di Indonesia. Jenis ikan pelangi ini sangat populer dan telah diperjualbelikan hingga ke mancanegara yakni di Eropa dan Jepang.
Berkat kerjasama Tim peneliti Balitbangdias dengan Politeknik Sorong dan IRD sejak tahun 2000, ikan pelangi ini telah diproduksi secara massal hingga 126.000 ekor/tahun. Jika harga pasar lokal ikan sebesar Rp.1000/ekor, maka pembudidaya ikan pelangi akan mendapatkan penghasilan sekitar Rp. 92 juta/tahun. Belum lagi, di pasar luar negeri harga indukan umur 5-6 bulan bisa mencapai 7-14 dollar AS/ekor.
Di dunia bisnis ikan hias, Indonesia memiliki beragam spesies kan hias. Dari 1.100 spesies ikan hias air tawar di dunia, 400 spesies di antaranya berasal dari Indonesia. Indonesia juga memiliki 650 spesies ikan laut. Diperkirakan stok ikan hias laut di Perairan Indonesia mencapai 3 miliar ekor, dengan potensi lestari sekitar 1,5 miliar.
Selain itu, dari 9 wilayah pengelolaan, 5 wilayah diantaranya memiliki potensi lebih dari 200 juta ekor. Kelima wilayah itu meliputi, Laut Cina Selatan, Samudera Hindia, Laut Makasar dan Laut Flores, Teluk Tomini dan Laut Halmahera serta Laut Banda.
Dengan mengangkat tema “Kenali, Sayangi, Selamatkan & Lestarikan Ikan Pelangi Papua” REIKKA 2014 diharapkan bisa mengankat potensi lokal ikan hias asli dan endemik Papua agar dapat dimanfaatkan secara luas untuk kesejahteraan masyarakat. Selain menjadi ajang promosi, ajang pameran teknologi ikan hias ini akan menjaring para pelaku usaha untuk masuk ke dalam sektor industri ikan hias serta menciptakan dan memperluas pasar ikan hias Indonesia.