Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pertanian merupakan roda penggerak ekonomi nasional. Sektor pertanian bisa membuat ekonomi Indonesia kian bersaing di dunia internasional, karena padi merupakan produk utama dalam mempercepat pertumbuhan perekonomian nasional.
Sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, kebutuhan beras sampai tahun 2025 diprediksikan terus meningkat mencapai 65,9 juta ton GKG. Demi mewujudkan kesejahteraan rakyat Indonesia, pemerintah telah menetapkan cita-cita Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia di tahun 2045. Karena itu, mulai saat ini peran masyarakat serta pemerintah tidak bisa lepas dalam mewujudkan mimpi tersebut. Seluruh rakyat Indonesia harus bahu membahu untuk terus meningkatkan kontribusi di sektor pertanian agar cita-cita tersebut bukan menjadi impian semata.
Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta, Joko Pramono mengungkapkan peran generasi muda, khususnya petani muda dalam pembangunan pertanian sangatlah penting. Peneliti BPTP Yogyakarta, Arlina Budi menyampaikan bahwa kondisi pertanian di Indonesia saat ini mengalami penurunan minat dari generasi muda, terbukti banyak petani yang sudah berusia 50 tahun keatas.
Karena itu, generasi muda terus didorong agar berperan aktif, kreatif dan inovatif, serta tertarik dengan bidang pertanian, sehingga dapat sebagai motor penggerak bidang pertanian di Indonesia. Generasi muda mempunyai potensi sumber daya manusia yang strategis, memiliki kemampuan ide-ide dan pemikiran baru untuk menciptakan sesuatu yang berbeda di bidang pertanian.
Untuk itu diperlukan pelatihan dan pendampingan serta magang supaya para petani muda calon wirausaha mampu menciptakan dan merintis usaha yang menguntungkan. Contohnya, pendampingan, pelatihan dan magang bagi KT. Ngudi Santosa di Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) Sasono Catur Imogiri Bantul oleh BPTP Yogyakarta bersama BPP Kalibawang bulan Agustus lalu dalam kegiatan Pendampingan Padi.
Pendampingan, pelatihan dan magang tersebut dilakukan guna memberikan pembekalan dan menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan bagi petani muda dan meningkatkan pengetahuan, wawasan dan keterampilan dalam hal berwirausaha untuk meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petani serta diharapkan mampu menjadi inspirasi dan agen perubahan bagi kelompok tani lainnya melalui wadah komunikasi berbagi ilmu dan pengalaman dari petani untuk petani.
Dalam momentum menjelang hari Sumpah Pemuda, UPJA Sasono Catur Imogiri Bantul menularkan jiwa pertanian yang penuh semangat, dinamis dan sangat responsif terhadap inovasi teknologi baru. Peserta pelatihan diharapkan bisa secara mandiri mereplikasi inovasi teknologi budidaya padi Jarwo Super dan memberikan inspirasi bagi kelompok tani kelompok tani lainnya. UPJA yang baru terbentuk sejak Juli 2017 lalu telah mampu secara mandiri mengoperasionalkan UPJA dan memberikan sharing pengalaman serta keterampilan dan pengetahuannya dalam budidaya teknologi Jarwo Super disini, ujar Wageyana.
Teknologi jajar legowo super meliputi penanaman varietas unggul baru berproduktivitas tinggi menggunakan mesin tanam jarwo transplanter, perlindungan benih menggunakan pupuk hayati, pengomposan jerami saat olah tanah, pemanfaatan musuh alami, penanaman refugia, dan penggunaan insektisida secara tepat. Saat panen menggunakan combine harvester untuk mengurangi kehilangan hasil saat panen. Arlyna B. Pustika (BPTP Yogyakarta)/SB