Jakarta, Technology-Indonesia.com – Menteri Pertanian (Mentan) Dr. Andi Amran Sulaiman melakukan kunjungan kerja ke Sumatera Selatan (Sumsel) pada 27-28 Agustus 2019. Kunjungan ini diawali dengan pelaksanaan Rapat Koordinasi Percepatan Luas Lahan Tanam (LTT) dan Program #Serasi pada Selasa (27/8/2019) dan kunjungan lapang pada Rabu (28/8/2019). Dalam kunjungan lapang ini Mentan meninjau lokasi program #Serasi (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani) di Kabupaten Banyuasin dan Ogan Komering Ilir (OKI).
Dalam kunjungan ke Kabupaten Banyuasin, Mentan yang didampingi Gubernur Sumsel H. Herman Deru meninjau lokasi #Serasi di Desa Muara Padang, Kecamatan Muara Padang, Kabupaten Banyuasin.
Dari Kabupaten Banyuasin, Mentan bersama Gubernur Sumsel bertolak menuju lokasi #Serasi di Desa Tanjung Aur, Kecamatan Jejawi, Kabupaten OKI. Di lokasi ini Mentan memantau kegiatan panen padi dan persiapan lahan.
Dalam sambutannya, Gubernur Sumsel mengapresiasi bantuan program pertanian terutama bantuan alat mesin pertanian (alsintan), sehingga mampu menjadikan Sumsel sebagai salah satu lumbung pangan Indonesia.
Saat ini, Badan Litbang Pertanian hadir mendukung program #Serasi melalui inovasi teknologi pada demonstrasi farming (Demfarm) seluas 100 hektare (ha) di tiga lokasi Pilot Projects #Serasi di Kabupaten Banyuasin (Desa Telang Jaya, Telang Rejo dan Sumber Hidup). Selain tanaman padi, demfarm ini juga terintegrasi dengan komoditas ternak itik, ikan, dan hortikultura. Di lokasi tersebut diperkenalkan teknologi Raisa.
Teknologi Raisa merupakan teknologi padi Rawa Pasang Surut Intensif, Super, dan Aktual. Teknologi ini merupakan rangkaian komponen teknologi yang pada prinsipnya mengambil dari Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi pasang surut. Dengan teknologi RAISA, potensi lahan sub optimal berpeluang dikembangkan sebagai lumbung pangan di Indonesia.
Teknologi ini disebut intensif dan super karena mampu mendorong peningkatan hasil dan peluang peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dari 1 menjadi 2 bahkan 3 kali setahun. Sedangkan prinsip aktual dalam teknologi ini dikarenakan penggunaan hasil inovasi Balitbangtan terkini untuk pengelolaan dan sistem produksi.
Komponen teknologi Raisa terdiri dari persiapan lahan, pengelolaan Tata Air Mikro (TAM), pengaturan cara tanam dan populasi tanaman, Varietas Unggul Baru (VUB) dengan potensi hasil tinggi, aplikasi pupuk hayati, ameliorasi dan remediasi, pemupukan berimbang berdasarkan Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR), pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) terpadu, serta alat dan mesin pertanian khususnya untuk tanam dan panen.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Sumsel juga mengangkat kearifan lokal melalui alat tanam modifikasi BPTP Balitbangtan Sumsel, petani, dan Penyuluh Pertanian Banyuasin, yaitu “amator” atau atabela (alat tanam benih langsung) ditarik traktor. Sementara varietas unggul yang digunakan antara lain Inpara 8, Inpari 30, Inpari 32 dan Inpari 43.
Menteri Pertanian sangat optimis akan keberhasilan program #Serasi di Sumsel. Kementerian Pertanian (Kementan) telah menempatkan 118 unit excavator senilai 300 milyar rupiah di delapan kabupaten lokasi kegiatan #Serasi Sumsel. Saat ini Provinsi Sumsel berada pada posisi ke-5 lumbung pangan Indonesia dari sebelumnya posisi ke-8. “Apabila Sumsel dapat mencapai IP300 maka Sumsel akan mampu menjadi provinsi pertama lumbung pangan Indonesia,” ungkap Amran.