Tingkatkan Kapasitas Penyuluh Yogyakarta dengan Bimtek Largo Super

Yogyakarta, Technology-Indonesia.com – Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan) mendukung Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Largo Super, pada Rabu (28/8/2019) bertempat di Aula BPTP Yogyakarta. Bimtek tersebut merupakan salah satu acara dari rangkaian Gelaran ‘Agro Inovasi Kemerdekaan’ yang digelar BPTP Yogyakarta dengan tujuan meningkatkan kapasitas penyuluh tentang teknologi pertanian.

Acara dibuka langsung oleh Kepala BPTP Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Dr. Ir. Joko Pramono, MP dan dihadiri oleh penyuluh pertanian yang merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN), Tenaga Harian lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL TBPP) dan penyuluh swadaya perwakilan dari 20 Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) pada empat kabupaten di DIY.

“Informasi teknologi yang telah diterima oleh para penyuluh agar disampaikan dan dipraktekkan langsung dengan para petani di masing-masing wilayah kerja, sehingga dapat mempercepat proses penerapan dan penyebaran teknologi pertanian (adopsi dan difusi) di DIY,” ujar Joko Pramono dalam sambutannya.

Salah satu narasumber dari Puslitbangtan, Dr. Agus Wahyana Anggara, SSi, MSi, dengan kepiawaiannya menyampaikan materi tentang sistem tanam untuk lahan kering, yaitu sistem tanam Larikan Gogo (Largo Super). Serta penayangan film pendek keberhasilan Largo Super di tiga Provinsi di Indonesia, yaitu di Jawa Barat, Yogyakarta, dan Kalimantan Selatan.

Teknologi Larikan Gogo Super pertama kali dikembangkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian di Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Kala itu Largo Super dikembangkan di lokasi lahan kering dataran rendah seluas 100 hektare (ha). Kebumen dipilih sebagai lokasi kajian karena memiliki wilayah lahan kering yang luas menghampar sepanjang pantai selatan, baik terbuka maupun yang sudah ditanami dengan tanaman tahunan terutama kelapa.

Dalam pengembangan Largo Super, varietas yang digunakan adalah varietas Inpago 8, 9, 10, 11, IPB 8G, IPB 9G, HIPA dan Situ Patenggang. Varietas-varietas ini memiliki potensi meningkatkan produksi dari 1 – 3 ton/ha. Kemudian dalam praktek penanamannya wajib menggunakan alat larikan gogo, serta ditambah pupuk hayati, pestisida nabati dan biodekomposer.

Hasil pengembangan di Kebumen cukup berhasil dan menurut tim Badan Pusat Statistik (BPS) yang telah melakukan ubinan terhadap beberapa titik pertanaman Largo, provitas padi gogo di demfarm ini mencapai 7,9 ton/ha. Capaian ini meningkat hampir 3 ton dibandingkan rata-rata di tingkat petani yang hasilnya sekitar 4 ton/ha.

Peserta yang hadir tampak antusias menyimak berbagai materi yang disampaikan. Pada sesi diskusi banyak peserta yang mengajukan pertanyaan, bahkan ada yang menyampaikan pengalamannya dalam penerapan padi gogo di lahan sawah ataupun di lahan kering. Salah satu penyuluh menyampaikan bahwa dalam pengalamannya menanam padi gogo, hasilnya tidak signifikan seperti Largo Super karena petani umumnya tanam padi gogo menggunakan varietas lokal.

“Diharapkan setelah mengikuti bimtek ini para penyuluh dapat menularkan ilmunya kepada petani, bahwa kunci dari penerapan teknologi Largo Super dimulai saat menggunakan varietas adaptif dengan provitas tinggi,” ujar Agus.

Teknologi ini, lanjutnya, juga tepat diterapkan dalam pengelolaan di lahan kering terbuka maupun ternaungi tanaman hutan dan perkebunan di Indonesia, sehingga potensinya masih sangat besar untuk terus dapat dikembangkan di seluruh wilayah lahan kering di Indonesia. “Dan harapan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045 semakin dekat untuk dapat diwujudkan,” pungkasnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author