Dukung Pertanian Lahan Rawa, Balitbangtan Kembangkan Wetland Paddy Planter

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Prinsip sustainable agriculture harus diterapkan dalam pemanfaatan lahan rawa. Penerapan full mekanisasi dan pola mina padi dapat menghemat Rp 15 juta per hektare (ha), dari biaya cetak sawah Rp 19 juta/ha menjadi Rp 4 juta/ha. Penerapan alat-alat mekanis diharapkan dapat mengisi kekurangan tenaga kerja, meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi. Karena itu, kondisi alat-alat mekanis tersebut harus selalu siap pakai (ready for use) bila akan digunakan.

Sayangnya, hingga saat ini penerapan teknologi mekanisasi di lahan rawa belum dilakukan secara masif dan terencana. Di satu sisi, kesiapan teknologi mekanisasi untuk budidaya padi di lahan sawah, dari pengolahan tanah sampai panen sudah ada di pasaran.

Karena itu, penting adanya sentuhan atau modifikasi dari alsintan (alat mesin pertanian) yang biasanya digunakan pada budidaya padi lahan sawah, agar bisa digunakan di lahan rawa. Tentu saja dengan memperhatikan drainase dan irigasi lahan, membuat jalan usahatani, membangun sarana dan prasarana pertanian, menyesuaikan antara alsintan dengan pola tanam serta memberdayakan sumberdaya manusia di lokasi lahan rawa.

Salah satu teknologi yang dikenalkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) untuk mendukung pertanian lahan rawa adalah Alat Tanam Benih Padi Di Lahan Sawah (Wetland Paddy Planter) hasil perekayasaan dan pengembangan Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) untuk mendukung kelangkaan tenaga kerja penanaman khususnya untuk lahan sawah/rawa.

Bagian-bagian utama dari mesin ini adalah: hopper untuk penampung benih, metering device sebagai alat untuk mengatur jumlah benih yang keluar, penyalur benih ke tanah, sistem transmisi dan karet pelampung.

Dalam operasionalnya, alat ini harus digandeng dengan traktor roda empat/crawler dengan daya minimum 40 HP. Kecepatan kerja 2-3 km/jam, jumlah baris tanam 10 baris, jarak tanam antar baris 25 cm, jarak tanam dalam baris 12-15 cm, jumlah benih per lubang 3-5 biji dan kedalaman tanam 0-2,5 cm. Selain itu power seeder ini bisa diatur untuk tanam benih jajar legowo (jarwo) dengan jumlah baris tanam 8 baris.

Wetland Paddy Planter ini digandengkan dengan traktor empat roda/roda crawler dengan 3 titik gandeng. Power seeder ini digerakkan secara langsung oleh power take off (PTO) traktor sehingga mempunyai kelebihan tidak akan terjadi sliding pada pengatur pengeluaran benih padi sehingga jatuhan benih padi dapat turun secara konsisten.

Selain itu di bagian bawah power seeder juga dilengkapi dengan pelampung/perata dari karet sehingga bekas roda traktor penarik bisa diratakan kembali sehingga penjatuhan benih ke tanah terjadi dengan sempurna.

Keberhasilan pengembangan Wetland Paddy Planter diharapkan pemanfaatan lahan rawa dengan menggunakan alat dan mesin pertanian dapat dioptimalkan sehingga produktivitas hasil pertanian meningkat. (Wira)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author