Masyarakat Indonesia Kekurangan Air Bersih

_MG_3293---editedt
Dari 92 daerah terluar di Indonesia, 64 diantaranya merupakan daerah sulit air bersih. Selain itu hampir setengah penduduk Indonesia kekuarangan bahkan tidak punya sumber air bersih. Ditambah lagi jika 20 persen dari penduduk Indonesia meninggal akibat kekurangan air bersih. 
Karenanya Sekretasi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Indroyono Soesilo mengatakan Indonesia harus punya solusi untuk mendapatkan air bersih di berbagai daerah di Indonesia karena ketersediaan air bersihnya sudah mencapai tahap kritis.   
Untuk mengatasinya Badan Pengkajian dan Penerapan teknologi dan lembaga lainnya telah melakukan upaya teknis untuk mendapatkan pasok air bersih. Untuk menambah pengalaman, perusahaan dari Australia memberikan pengalaman dengan mengenalkan penemuan teknologi desalinasi dengan tenaga surya suatu alternatif teknologi untuk mendapatkan air bersih. 
Teknologi desalinasi dengan tenaga surya tersebut terbukti mampu menghasilkan air berkualitas tinggi. Dari air laut hingga air terkontaminasi menjadi air bersih layak minum. Dengan kemampuan teknologi surya air bersih dapat diperoleh dengan harga murah dan mudah.
Panel-panel tenaga surya digunakan untuk meningkatkan suhu air dalam scholar collector sehingga penguapan atau kondensasi dalam panel meningkat lebih sempurna. Panel didisain secara canggih, geometris, mudah perawatannya dengan kinerja optmal dan dipastikan harganya terjangkau. Alat ini dapat memroses air dari sumber apapun menjadi air bersih tanpa meniggalkan emisi gas rumah kaca. 
Teknologi itu mencakup teknologi Zero Liquid Discharge (ZLD) yang mampu mengubah limbah. Hasilnya merupakan kombinasi antara air munum dengan garam (hasil fraksinasi garam). Garam ini memberi nilai tambah karena bermanfaat dijadikan garam meja atau garam untuk kolam renang dan magnesium klorida yang dihasilkan pun dapat digunakan oleh industri tambang sebagai penekan debu. Hasil sampingan fraksinasi ini dapat dijual dan menghasilkan uang dan yang lebih penting lagi adalah minimnya dampak lingkungan hidup yang dapat terjadi.
 
Penemu hak paten Peter Johnstone mengatakan teknologi ini telah diterapkan di 26 negara. Ia juga berharap bisa membangun pabrik di Indonesia dengan investasi 10 juta USD. Dengan itu bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia untuk memperoleh air bersih dan menciptakan lapangan pekerjaan.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author