Helm Ojek Online Berbasis GPS

alt
Qummas Naziq Yustiary (tengah) bersama Muhammad Labib Qotrun Niam dan guru pembimbing, memamerkan helm berbasis GPS pada ajang ISE 2017, di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (25/10/2017)
 
Jakarta, Technology-Indonesia.com – Penggunaan ponsel saat seseorang mengendarai motor bisa menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Hal ini mendorong, dua siswa sekolah menengah dari Demak untuk menciptakan helm berbasis GPS (Global Positioning System). Helm pintar ini cocok digunakan oleh pengendara ojek online yang selalu terhubung dengan internet. 
 
Siswa kreatif tersebut adalah Qummas Naziq Yustiary dari SMA Negeri 1 Demak dan Muhammad Labib Qotrun Niam dari SMP Negeri 2 Demak, Jawa Tengah. Keduanya memodifikasi helm dengan memasang headset dan mikrofon sebagai pemandu arah bagi pengendara motor melalui suara.
 
Qummas menerangkan, ide awal pembuatan helm pintar ini karena banyak pengendara ojek online menggunakan smartphone sambil berkendara. Penggunaan ponsel saat berkendara bisa mengganggu konsentrasi dan membahayakan pengendara karena bisa menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
 
Menurutnya, kebutuhan pengendara ojek online melihat smartphone untuk navigasi arah. Ia berpikir bagaimana kebutuhan navigasi tersebut bisa diaplikasikan di helm. Karena itu, mereka memodifikasi helm dengan memasang headset yang terhubung dengan ponsel untuk memberikan arah/navigasi melalui perintah suara.
 
“Untuk perintahpun driver tinggal bilang di mikrofon yang terpasang di helm. Dengan fitur Ok Google, driver bisa meminta dinavigasikan ke tujuan tertentu. Handphone tidak perlu dilihat lagi,” kata Qummas pada acara Indonesia Science Expo  (ISE) 2017 di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (24/10/2017).
 
Tak hanya itu, helm ini juga terpasang fitur yang bisa membacakan teks yang masuk di ponsel. Misalnya, saat pelanggan memberitahukan posisi, driver bisa mengetahui dimana pelanggan menunggu. Pengendara ojek online juga bisa menelpon pelanggan tanpa menyentuh ponsel.
 
Qummas mengatakan, untuk memodifikasi helm hanya perlu memasang headset dan menginstall aplikasi Shouter yang tersedia di Google Play dan APP Store. “Biaya modifikasinya kurang dari seratus ribu. Aplikasinya juga gratis, tidak perlu bayar,” lanjut siswa yang bercita-cita menjadi inventor ini.
 
Helm berbasis GPS ini terpilih menjadi finalis National Young Inventors Award (NYIA) yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Di ajang ini Qummas mengaku mengajukan lima karya. “Ternyata karya-karya sederhana namun untuk menyelesaikan masalah besar justru lolos,” ungkapnya.
 
Dalam kesempatan tersebut, Qummas mengajak teman-teman sebayanya untuk terus mencari wawasan yang luas. “Di dunia ini banyak problem yang harus diselesaikan. Kita harus berfikir kreatif untuk menyelesaikannya jangan hanya dilihat saja,” kata Qummas.
 
Setyo Nugroho, selaku guru pembimbing menegaskan bahwa karya helm pintar mutlak ide dari kedua siswa tersebut. Pihak sekolah mencoba terus memfasilitasi karena tidak semua siswa mempunyai kemampuan seperti ini.
 
“Minat saja belum cukup. Tetapi kemampuan, minat, dan dukungan dari sekolah maupun lingkungan sangat penting dalam rangka untuk membingkai sebuah manufaktur keilmuwan yang lebih luas. Pola pikir anak-anak seperti ini luar biasa jika dikembangkan,” pungkasnya.
Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author