Kemenristek Memacu Riset dan Pengembangan Baterai Kendaraan Listrik

Konsorsium penelitian baterai terdiri dari perguruan tinggi, swasta serta lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan di Kementerian Ristek. Kementerian Ristek telah menyusun Road Map produksi baterai.

Menteri Ristek dan Teknologi, Gusti Muhamhad Hatt mengatakan, Kami ingin mengejar baterai. Kementerian Ristek Membentuk konsursium untuk penelitian baterai,terang Gusti, saat dialog dengan akademisi, pebisnis, dan media bertema” Kendaraan Listrik” di Solo, Jawa Tengah, Rabu (4/12), dilansir Kompas.

Baterai adalah salah satu dari lima teknologi kunci kendaraan listrik. Yang lain adalah propulsi dan transmisi, elektonik, platform dan pengisian daya. Teknologi baterai Indonesia masih tertinggal di tataran global. Wujud fisik saat ini umumnya besar, berat, dengan daya listrik rendah. Itu menambah beban dan memakan ruang. “Kami ingin tampilan kecil, ringan, berdaya listrik besar,” kata Gusti.

Tahun 2014 ditargetkan produksi massal baterai berdaya 200 watt hour (Wh) per kilogram dengan tingkat kandungan dalam negeri 20 persen. Tahun 2015 akan ditingkatkan menjadi 300 Wh/kg dengan kandungan dalam negeri 30 persen, lalu tahun 2016 naik menjadi 400 Wh/kg.

Menurut Gusti, untuk teknologi pengisian daya serta propulsi dan transmisi kendaraan listrik, penguasaan teknologi Indonesia tidak kalah jauh dari negara lain. Akan tetapi, untuk elekronik masih jauh tertinggal.

Tahun 2014, kendaraan listrik nonkomersial diharapkan sudah diproduksi terbatas. Tahun 2015 memproduksi semikomersial dan tahun 2016 mampu produksi secara komersial.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author