Djakarta Lloyd Siap Menjadi Perusahaan Kelas Dunia di 2020

PT Djakarta Lloyd (Persero) membangun babak baru dengan menerapkan strategi bisnis baru sebagai perusahaan logistics service provider dan shipping line berkelas dunia. Saat ini perusahaan berpengalaman 65 tahun dalam core bisnis tersebut, membutuhkan tata kelola manajemen keuangan dan operasional dengan akuntabel dan transparan.

Sebelumnya, PT Djakarta Lloyd (PT DL) sempat terpuruk dan dinyatakan mengalami kebangkrutan. Hal ini disebabkan kesalahan dalam tata kelola dan mis management. Ketika berjaya,  perusahaan pelayaran ini memiliki 24 armada kapal dan ribuan pegawai yang tersebar di seluruh Indonesia dan manca negara.

Semenjak 2012, PT DL bangkit kembali dengan melakukan pembayaran utang-utang terdahulu. Pada tahun 2015 ini, PT DL mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp 350 milyar, karena kinerja serta performa keuangannya membaik.

Direktur PT DL, Arham Sakir Torik mengungkapkan strategi bisnis PT DL jangka menegah pada rentang 2016-2020 akan fokus pada restrukturisasi finansial, investasi, dan sinergi antar Badan Usaha Milik Negara (BUMN). “Pada tahun 2017, perusahaan akan mulai melakukan ekspansi jaringan, memberikan pelayanan yang prima, dan restrukturisasi finansial,” kata Arham di di Jakarta, Senin (25/1/2016).

Menurut Arham untuk melakukan pengembangan, perusahaan membutuhkan 7 kapal pada 2016 dan membutuhkan 10 kapal pada 2017. Pada 2018, perusahaan akan melakukan aliansi global dengan berbagai perusahaan internasional dengan membuka rute kontainer internasional dan restrukturisasi keuangan. Sebagai bagian pengembangan bisnis, perusahaan membutuhkan penambahan 15 kapal.

Tahun 2019, PT DL diharapkan masuk menjadi perusahaan kelas global dengan memiliki 18 kapal.  Pada 2020, perusahaan berkembang dengan memiliki 20 kapal dan siap menjadi perusahaan publik melalui penjualan saham.

Arham S. Torik mengatakan tidak sulit bagi PT DL mendapatkan kapal ini. “Sebenarnya dengan sinergi BUMN yang berjalan dengan baik bisnis to bisnis, dari 10% BUMN saja kita sudah bisa membeli-memiliki kapal. Banyak potensi pasar dari perusahaan BUMN ini seperti cargo dari Pertamina, Batubara Bukit Asam, semen, petrochemical. Ini suatu potensi sangat besar bagi bagi PT DL dan perusahaan kami sudah berpengalaman dalam bisnis ini,” terang Arham.

 

Saat ini, PT DL memiliki 5 armada kapal kontainer dengan kapasitas 1600 teus dan 2 kapal cargo Panamex.  Pada 2015, PT DL membukukan laba 18 milyar, meningkat dari tahun 2014 yang hanya Rp 12 milyar. “Angka tersebut sudah termasuk penghasilan bersih setelah dilakukan pemotongan utang-utang,” pungkas Arham.  Albarsah

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author