Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) akan melakukan Kajian Stok Sumber Daya Ikan Nasional 2015 dengan anggaran sekitar Rp 44,4 milyar. Anggaran ini melonjak tajam dibandingkan anggaran tahun 2003 sebesar 2.1 Milyar.
Kepala Balitbang KP Achmad Poernomo berharap kajian tersebut dapat meningkatkan kualitas data secara revolusioner. “Data tersebut akan meningkatkan akurasi potensi dan tingkat pemanfaatan sumber daya ikan bagi peningkatan kesejahteraan nelayan di Indonesia,” ungkapnya dalam acara temu media terkait Kajian Stok Ikan di Gedung Balitbang KP 1, Jakarta, Kamis (23/4).
Kajian tersebut dilakukan untuk mengetahui berapa banyak ikan dan seberapa banyak ikan tersebut boleh diambil agar kelestarian sumber daya ikan terjaga. “Pedoman dasarnya menggunakan MSY (Maximum Sustainable Yield), ikan yang boleh diambil sebesar 80% dari nilai MSY,” lanjutnya.
Menurut Achmad Poernomo, kajian stok pada tahun 2013 dilakukan dengan menggunakan kualitas data yang lebih baik dan melakukan kajian yang lebih detail terhadap kelompok ikan. “Hasil kajian tersebut lebih akurat dari kajian stok sebelumnya. Meski begitu, peningkatan akurasi kajian tetap diperlukan,” lanjut Achmad.
Masalah utama akurasi kajian stok terletak pada kualitas data masukan, bukan pada metode. Peningkatan kualitas data sangat tergantung pada pendanaan. Pada dekade terakhir anggaran kajian harus diakui belum memadai. “Oleh karenanya, tahun ini Balitbang KP akan melakukan kajian stok ikan secara besar-besaran di 11 WPP,” pungkas Achmad.
Hasil kajian ini akan disampaikan kepada Komisi Nasional Pengkajian Sumberdaya Ikan (Komnas Kajistan). Komisi ini akan melakukan validasi dan sintesis hasil pengkajian stok sumber daya ikan secara nasional dalam rangka penetapan potensi dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan sebagai bahan rekomendasi kepada Menteri Kelautan dan Perikanan.
Sumber data yang dianalisis berasal dari survei menggunakan kapal riset berupa data kelimpahan stok, biologi, lingkungan/habitat, oceanografi, biodiversitas, laju tangkap, dan bathymetry. Observer di kapal penangkap dan data logbook mencatat data produktivitas/kemampuan tangkap, jenis, ukuran dan komposisi hasil tangkapan, sebaran geografis area penangkapan, sistem penangkapan. Sementara pencacahan data di basis pendaratan ikan (enumerator) mengumpulkan data jenis dan struktur stok SDI, struktur armada, durasi waktu per trip armada penangkapan ikan, dan sistem penangkapan
Proses analisis data menggunakan estimasi parameter, aplikasi model kajian, analisis kapasitas penangkapan, analisis risiko efek penangkapan, dan thematic mapping. Proses ini melibatkan pakar dari Perguruan Tinggi, KOMNAS Kajiskan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indoneia (LIPI).
Semua proses terebut akan menghasilkan output berupa angka Potensi dan status stok sumberdaya ikan di WPP, rekomendasi jumlah tangkapan yang diperbolehkan, dan jumlah kapal maksimum di setiap WPP. Output lain yang dihasilkan berupa proyeksi efek berbagai strategi penangkapan terhadap produksi dan stok ikan, serta estimasi proyeksi fluktuasi musimam stok ikan berdasarkan kelompok species. Kajian ini juga memberikan informasi Informasi potential fishing ground dan efisiensi teknis sistem penangkapan ikan.
Kajian Stok Ikan 2015 melibatkan 2 kapal riset milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), 2 kapal riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan 1 kapal riset Southeast Asian Fisheries Development Center (SEAFDEC). Pelayaran pertama akan dilepas dari Manado pada 25 April 2015. Kajian ini akan melibatkan tim peneliti terpadu dari Balitbang KP, Institut Pertanian Bogor, Universitas Brawijaya, Universitas Pattimura, Universitas Sumatera Utara dan LIPI.