LIPI Resmikan Puslit Laut Dalam Ambon

Perairan di kawasan timur Indonesia, khususnya Maluku dan sekitarnya merupakan bagian dari pusat keragaman hayati laut yang tertinggi di dunia. Sejak tahun 1960-an, pemerintah Indonesia menaruh perhatian terhadap pembangunan kelautan dan percepatan pembangunan di kawasan timur Indonesia.

Perkembangan iptek bidang kelautan mendorong mantan presiden Soekarno mencanangkan pembangunan Institut Teknologi Ambon, institut oseanografi terbesar di Asia Tenggara. Pada saat itu Soekarno mendapat bantuan dari Rusia. Namun pembangunannya terhenti karena peristiwa G-30S PKI.

Untuk melanjutkan cita-cita tersebut, pada 1971 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membangun Stasiun Penelitian Ambon (SPA). Seiring berjalannya waktu, SPA tumbuh cukup pesat dan menjadi Balai Penelitian Sumberdaya Laut setingkat Eselon III dibawah Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI sampai dengan tahun 1998.

Tragedi kemanusiaan di Ambon pada 1999, mengakibatkan banyak peneliti dan tenaga penunjang yang meninggalkan daerah tersebut. Untuk sementara waktu, LIPI melakukan tindakan penyesuaian dengan mengubah status Balai Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut menjadi UPT Balai Konservasi Biota Laut (BKBL).

Dalam 10 tahun terakhir telah terjadi perubahan mendasar untuk menggiatkan kembali kegiatan penelitian di wilayah Maluku dan sekitarnya. Untuk itu, LIPI melakukan upaya reorganisasi.  Mulai tanggal 13 Mei 2014, UPT Balai Konservasi Biota Laut Ambon berubah menjadi Pusat Penelitian Laut Dalam.

“Saat ini, upaya penambahan sumberdaya manusia, pembenahan sarana dan prasarana serta dilaksanakannya beragam program penelitian sedang giat dilaksanakan,” ujar Kepala LIPI, Prof. Lukman Hakim.

Kepala UPT BKBL LIPI Ambon, Dr. Augy Syahalaitua menyampaikan beberapa alasan yang mendorong LIPI melakukan peningkatan Eselon UPT LIPI Ambon yaitu perairan Maluku itu sendiri dan Pondasi Dasar Ilmu Kelautan di Indonesia. Ambon memiliki rahasia kekayaan biota laut yang menjadi daya tarik ilmiah.

“Perairan Ambon dan Maluku telah menyumbang koleksi ilmiah dan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pengetahuan kelautan dunia,” jelas Augy.

Kawasan timur Indonesia didominasi oleh lautan yang luas dan dalam (jeluk). Selain pemanfaatan sumberdaya non-hayati yang tersimpan di dasar laut-laut jeluk yang belum maksimal, sumberdaya alam yang tersembunyi di bawah dasar laut tersebut juga masih belum tersentuh.

Disamping itu, komitmen pemerintah untuk mempercepat pembangunan di kawasan timur Indonesia juga mempengaruhi peningkatan eselon UPT BKBL LIPI Ambon. Sumber humas LIPI

 

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author