TechnologyIndonesia.id – Dr.-Ing. Yuliang Sun dan Dr. Jun Sun, dua periset Tsinghua University memberikan orasi ilmiah tentang teknologi reaktor berpendingin gas suhu tinggi (high temperature gas cooled reactor/HTGR) di G.A Siwabessy Memorial Lecture 2023 di Jakarta pada Selasa (5/12/2023).
Kegiatan keilmuan dalam bentuk orasi ilmiah ini diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai apresiasi atas jasa-jasa G.A. Siwabessy terhadap perkembangan kenukliran di Indonesia.
Prof. Dr. Gerrit Augustinus (G.A) Siwabessy merupakan salah satu radiolog pertama di Indonesia. Pada 1954, bangsa Indonesia khawatir dengan adanya percobaan-percobaan senjata nuklir di wilayah pasifik setelah perang dunia ke-2.
Presiden Soekarno saat itu menunjuk G.A. Siwabessy sebagai ketua panitia negara untuk melakukan penyelidikan radioaktivitet untuk mengetahui apakah Indonesia terkontaminasi debu radioaktif dari percobaan nuklir di Pasifik. Saat itu dilakukan penyelidikan di wilayah timur Indonesia, dan hasilnya tidak ditemukan adanya kontaminasi terhadap debu radioaktif tersebut.
G.A. Siwabessy sangat aktif terhadap perkembangan kenukliran, hingga diketahui bahwa pemanfaatan nuklir tidak hanya untuk persenjataan atau energi saja, namun untuk berbagai bidang, seperti bidang kesehatan, pertanian, peternakan, industri, dan lingkungan.
Pada 1964, Presiden Soekarno menunjuk G.A. Siwabessy sebagai Menteri Badan Tenaga Atom Nasional, dan pada 1966 juga ditunjuk sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Sebagai bentuk apresiasi atas jasa-jasa G.A. Siwabessy BRIN menggelar G.A. Siwabessy Memorial Lecture Tahun 2023 dalam bentuk orasi ilmiah yang disampaikan oleh Dr.-Ing. Yuliang Sun dan Dr. Jun Sun.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan
dengan mengundang periset dari Tsinghua University, diharapkan dapat memberikan informasi terkait teknologi modular reaktor berpendingin gas suhu tinggi (HTGR) dengan implementasi pada penelitian hingga industri.
“Selain itu juga membangun kolaborasi antara periset baik dari dalam dan luar negeri,” tutur Handoko.
Dengan begitu, ungkap Handoko, dapat mewujudkan sumber daya manusia Indonesia unggul yang mampu menguasai, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir untuk kesejahteraan bangsa Indonesia. Serta mendorong masyarakat turut serta mengembangkan ketenaganukliran di berbagai bidang.
Dr.-Ing. Yuliang Sun memiliki latar belakang pendidikan di bidang teknik nuklir dan mesin. Saat ini, Yuliang Sun menjabat sebagai Deputy Chief Engineer of the Institute of Nuclear and New Energy Technology, Tsinghua University.
Kariernya sejauh ini terutama di bidang pendidikan, penelitian, dan pengembangan teknologi nuklir. Dia telah berkontribusi pada penelitian dan pengembangan teknologi reaktor berpendingin gas suhu tinggi (high temperature gas cooled reactor/HTGR) di Tiongkok.
Yuliang Sun juga pernah menjabat sebagai anggota Technical Working Group of Gas-cooled Reactors – International Atomic Energy Agency (IAEA), anggota kelompok pakar (expert group) Generation IV International Forum, dan Director of Nuclear Power Division, IAEA.
Sedangkan Dr. Jun Sun memiliki latar belakang pendidikan teknik termo-fisika dan power engineering di School of Aerospace, Tsinghua University. Saat ini beliau menjabat sebagai Division Head of Reactor Physics, Thermal Hydraulics, and System Simulation of the Institute of Nuclear and New Energy Technology, Tsinghua University.
Dia juga telah berkontribusi pada penelitian dan pengembangan teknologi HTGR di Tiongkok. Minat utamanya adalah pendidikan, penelitian, dan pengembangan di bidang hidrolika termal reaktor, simulator reaktor nuklir, dan desain sistem nuklir tingkat lanjut.