Bogor, Technology-Indonesia.com – Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melaksanakan Pra Launching pengembangan sistem pendataan elektronik berbasis pendaratan ikan (e-BRPL) untuk perikanan yang berkelanjutan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP RI). Sistem ini dapat digunakan oleh seluruh peneliti maupun enumerator yang berada di lingkungan BRPL (Badan Riset Perikanan Laut).
“e-BRPL memiliki peran penting untuk mengintegrasikan data-data dari peneliti, NGOs, industri dan asosiasi perikanan tangkap untuk kemudian dapat diolah dan dianalisis lebih lanjut sesuai dengan standar kajian stok sumber daya ikan. Hasil analisis data selanjutnya dipergunakan untuk mengetahui status stok dan merumuskan langkah-langkah pengelolaannya,” terang Kepala BRSDM Sjarief Widjaja saat Pra Launching e-BRPL yang dilaksanaan bersamaan dengan Pembukaan Workshop Analisis Data Perikanan Kakap dan Kerapu di Wilayah Pengelolaan Perikanan RI di IPB Convention Center, Bogor (3/12/2018).
Tersedianya data dan informasi memegang peranan penting dalam pengembangan dan pengelolaan sumber daya ikan demersal di WPP RI. “Tujuan pengelolaan sumber daya perikanan di suatu perairan penting untuk diketahui. Tidak hanya perkembangan perikanannya tetapi juga ketersediaan stok dan informasi lain yang berkaitan dengan karaktertistik populasi sumberdaya ikan, upaya pemanfaatan dan keberlanjutan sistem usaha serta pengelolaan sumber daya ikan yang tersedia,” tuturnya.
Kepala Pusat Riset Perikanan (Pusriskan) Toni Ruchimat, menjelaskan bahwa pengembangan sistem data base e-BRPL merupakan upaya pemerintah mewujudkan pendataan yang terstandar dan tertelusur. Sistem e-BRPL mampu meningkatkan akurasi, kualitas dan kuantitas data serta memudahkan proses verifikasi, supervisi, monitoring, penyimpanan dan analisis data dengan baik.
“Berbagai jenis organisasi non pemerintah (NGOs) juga melakukan pendataan hasil perikanan tangkap. Salah satunya yakni The Nature Conservancy (TNC), yang telah melaksanakan program pengumpulan data ikan kakap selama 4 tahun. Data tersebut selanjutnya dapat di Integrasikan ke dalam sistem e-BRPL untuk mendukung pelaksanaan kaji stok perikanan kakap,” papar Toni.
Saat ini sistem e-BRPL telah beroperasi untuk kalangan internal peneliti BRPL. Formulir pendataan telah diperbarui, yaitu form data hasil tangkapan yang meliputi jumlah, jenis, dan panjang ikan yang didaratkan, dan form data sampingan selama memancing yang mencakup informasi operasional (jumlah bahan bakar dan es yang digunakan), serta informasi tangkapan biota non-target.
“Kelompok peneliti dan enumerator bertugas mencatat data di lapangan, kemudian melengkapi form-form data tersebut dan mengunggahnya kedalam sistem e-BRPL. Saat ini, kami juga terus mengembangkan e-BRPL sehingga dapat menghasilkan laporan analisis data secara mandiri,” ungkap Fayakun Satria, Kepala Balai Riset Perikanan Laut.
Mengingat banyaknya organisasi non-pemerintah yang telah melakukan pendataan hasil tangkapan, baik untuk jenis ikan kakap-kerapu laut dalam maupun jenis ikan lainnya, data-data yang dimiliki tersebut diharapkan segera diunggah kedalam e-BRPL agar dapat dimanfaatkan untuk kebijakan pengelolaan perikanan.
Ketua Kelompok Penelitian Sumber Daya Ikan Pelagis Besar, Mahiswara menuturkan lembaga penelitian maupun organisasi non-pemerintah dapat berkontribusi dengan mengunggah data yang telah dikumpulkan kedalam sistem e-BRPL. Format data yang diunggah mengacu pada formulir pendataan yang dapat diunduh di dashboard e-BRPL. Hal ini untuk menghindari perbedaan format metadata, sehingga data dapat langsung dimanfaatkan oleh KKP.
Pada kesempatan ini, Direktur Program Perikanan TNC Indonesia, Peter Mous menyampaikan dukungan TNC Indonesia terhadap BRPL dengan melakukan transfer data hasil tangkapan kakap-kerapu laut dalam yang telah dikumpulkan sejak akhir tahun 2015. TNC bekerja sama dengan lebih dari 250 nelayan dengan berbagai jenis ukuran kapal dan alat tangkap yang beroperasi di 11 WPP di Indonesia.
“Saat ini TNC memiliki data lengkap terkait perikanan kakap-kerapu laut dalam, meliputi jumlah kapal, daerah tangkapan ikan, jenis, jumlah, dan panjang ikan yang didaratkan oleh nelayan mitra. Data tersebut diharapkan dapat digunakan bagi keperluan pengambilan keputusan pengelolaan perikanan kakap dan kerapu di seluruh wilayah perairan Indonesia,” kata Peter Mous.
Sistem e-BRPL dikembangkan sejak pertengahan 2017 dan telah melalui tahap uji coba di lapangan. e-BRPL sebagai sistem berbasis database elektronik diharapkan mampu meningkatkan akurasi dan kualitas data perikanan serta memudahkan penyimpanan data untuk periode waktu yang lama. Dengan adanya fitur penyimpanan data, diharapkan penelitian yang mengandalkan data perikanan dengan tren waktu tertentu dapat dilakukan dengan mudah.