Teknik Konservasi Cegah Erosi di Lahan Pertanian

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Sebaran lahan di Indonesia lebih dari 77% mempunyai kelerengan lebih dari 3% sehingga rentan terhadap terjadinya erosi. Untuk itu diperlukan teknik konservasi untuk meredam energi hujan, meredam daya gerus aliran, memperlambat laju aliran permukaan, dan memperbaiki sifat-sifat tanah yang peka erosi.

Peneliti Balai Penelitian Tanah (Balittanah) Balitbangtan, Maswar menjelaskan bahwa erosi bisa disebabkan karena pembukaan tutupan lahan dari kehutanan menjadi lahan lainnya, pengolahan tanah yang kurang tepat, curah hujan dan aliran permukaan yang tinggi, dan pengaruh iklim ekstrim.

“Kejadian erosi dapat menyebabkan sedimentasi, penurunan kualitas lingkungan, dan kehilangan hara,” tutur Maswar saat menjadi narasumber dalam Bimtek online Kementerian Pertanian (Kementan) Sapa Petani dan Penyuluh Pertanian (MSPP) pada Jumat (15/10/2021). Acara yang digelar Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementan ini mengusung tema “Pencegahan Erosi di Lahan Pertanian, Pengenalan SI Agri DSS untuk Menghitung Prediksi Erosi dan Rekomendasi Pemupukan”.

Lebih lanjut Maswar menjelaskan bahwa teknik konservasi untuk mencegah erosi dapat diterapkan yaitu metoda mekanik seperti teras bangku, bedengan searah kontur, pembuatan rorak, saluran buntu, dan saluran pembuangan air yang ditambah rumput. Metoda vegetatif konservasi tanah yang dapat diaplikasikan yaitu penanaman lorong, strip rumput, agroforestri, tanaman penutup tanah dan mulsa plastik ataupun sisa tanaman. Metoda kimia dalam konservasi tanah yaitu penggunaan bitumen, PVA, polyurethane, dan lainnya.

Pada Bimtek tersebut, Kepala Balittanah, Ladiyani Retno Widowati materi tentang AGRI DSS (Decision Support System) sebagai alat bantu untuk prediksi erosi dan kebutuhan pupuk Pajale (padi, jagung, dan kedelai). Ladiyani menguraikan mengenai manfaat pemupukan berimbang yaitu meningkatkan produksi dan mutu hasil, meningkatkan efisiensi pemupukan, meningkatkan kesuburan tanah, dan menghindari pencemaran lingkungan.

Ladiyani juga menjelaskan bahwa terdapat perbedaan status hara P dan K dari data tahun 2014 dengan data 2021. Hal ini karena pupuk NPK 15-15-15 dengan dosis 300 kg/ha bila diaplikasikan ke lahan sawah dengan status hara P dan K rendah hingga tinggi akan terjadi kelebihan hara P dan K, kecuali pada status hara K rendah. Karena itu diperlukan reformulasi pupuk majemuk NPK 15-15-15 menjadi 15-10-12.

Balittanah telah mengeluarkan buku rekomendasi pupuk N, P, dan K spesifik lokasi. Buku ini dapat menjadi acuan bagi pemerintah pusat dan daerah dalam menetapkan kebijakan pupuk bersubsidi dan menjadi referensi petani atau kelompok tani dan PPL dalam menyusun e-RDKK.

Balittanah telah mempunyai aplikasi rekomendasi pemupukan dalam versi Android (AGRI DSS) dan web (SOIL AGRI DSS). Aplikasi AGRI DSS dapat diunduh dari play store. Aplikasi ini dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan pupuk padi, jagung, dan kedelai pada tanah sawah dan lahan kering masam.

Sementara itu, peneliti Balittanah Rahmah Dewi Yustika menjelaskan bahwa sistem informasi sangat diperlukan dalam pembangunan pertanian karena dapat memberikan informasi secara cepat, tepat, lengkap, valid, dan biaya yang lebih efisien. Balittanah telah mengembangkan Sistem Informasi sejak tahun 2006 yaitu Sistem Pengelolaan Sesuai Harkat (SPLaSH) dalam versi desktop untuk menghitung prediksi erosi. SPLaSH berkembang dari versi 1.02, 1.03, 1.04, dan GeoSPLasH.

Tuntutan informasi yang tersaji secara spasial dan dapat diakses oleh semua orang menjadikan SPLaSH dikembangkan dalam versi web. Versi web menjadikan sistem informasi menjadi spasial decision support system yang mempunyai struktur yang dapat membantu penyelesain masalah, mempunyai interface, mengkombinasikan model dan data, dan dapat mengevaluasi pilihan yang diambil. Nama dari SPLaSH dalam perjalanannya berganti menjadi Sistem Informasi Pengelolaan Lahan (Silahan).

Lebih lanjut Rahmah menerangkan bahwa tahun 2021 terdapat integrasi fungsi dari aplikasi sistem informasi yang selain menghitung prediksi erosi, juga dapat digunakan untuk rekomendasi pemupukan. Nama dari aplikasi dari Silahan berganti menjadi SOIL AGRI DSS. Dalam bimtek ini juga didemonstrasikan bagaimana cara menggunakan aplikasi SOIL AGRI DSS.

Pengenalan sistem informasi aplikasi SOIL AGRI DSS kepada penyuluh diharapkan dapat membantu dalam menghitung prediksi erosi pada lahan pertanian dan juga memberikan rekomendasi teknik konservasi yang dapat diaplikasikan untuk mengurangi erosi. Selain itu informasi rekomendasi pemupukan spesifik lokasi dapat membantu penyuluh secara cepat dan tepat untuk menginformasikan jumlah pupuk kepada petani. (Sumber Balittanah)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author