Sepanjang 2022, Badan Geologi Terbitkan 30 Peta Geologi Indonesia

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Sepanjang tahun 2022, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menerbitkan 30 peta geologi yang meliputi 16 peta bersistem dan bertema, serta 14 peta Kawasan rawan bencana geologi.

Selain melakukan mitigasi bencana geologi, salah satu tugas utama Badan Geologi adalah melakukan pemetaan melalui Peta Kawasan Rawan Bencana Geologi serta Peta Bersistem dan Bertema untuk wilayah Indonesia.

“Pemetaan yang merupakan kegiatan utama dari dulu Badan Geologi yaitu peta bersistem dan bertema. Ada 16 peta bersistem dan bertema, dan ada 14 peta Kawasan rawan bencana geologi,” Plt Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid saat Konferensi Capaian Kinerja Badan Geologi Tahun 2022 di Bandung (1/2/2023).

Wafid menyampaikan ada beberapa peta geologi berlembar kemudian peta anomali magnet, peta geofisika anomali gaya berat, kemudian peta seismotektonik, peta mikrozonasi, geologi kuarter, geomorfologi, juga peta sebaran batuan ultrabasa.

Peta geologi merupakan peta yang menggambarkan informasi sebaran jenis batuan baik secara lateral maupun vertikal disertai dengan umur, jenis batuan dan komposisi fisik dan kimianya.

“Untuk peta anomali magnet adalah peta yang menyajikan informasi tentang kemagnetan batuan suatu daerah dalam bentuk kontur dan atau citra warna yang dilengkapi dengan simbol-simbol dan keterangan,” jelasnya.

Lebih lanjut Wafid menjelaskan peta seismotektonik adalah peta yang menggambarkan sebaran sumber gempa bumi beserta zona sumber gempa buminya dan tingkat kegempaannya (seismisitasnya). Untuk peta geomorfologi adalah peta yang menggambarkan bentuk relief permukaan bumi, disertai dengan informasi mengenai genesa terbentuknya serta susunan batuannya.

Sedangkan peta geologi kuarter adalah sebuah peta tematik yang khusus membuat informasi batuan/endapan batuan yang berumur kuarter (kurang lebih umurnya < 2 juta tahun), endapan kuarter bersifat lunak dan lepas dan belum mengeras seperti batuan yang terdapat di dalam peta geologi.

“Informasi sebaran endapan kuarter batuan dibuat dalam bentuk lateral dan vertical (dari hasil pengeboran) disertai lingkungan pada saat pengendapannya seperti endapan rawa, endapan pantai, endapan limpah banjir, endapan tanggul sungai”, terang Wafid.

Secara rinci 16 peta bersistem dan bertema adalah sebagai berikut :
1. Peta Geologi Lembar Subah, Jawa Tengah (Jateng).
2. Peta Geologi Lembar Semarang, Jateng
3. Peta Geologi Lembar Pekalongan, Jateng
4. Peta Geologi Lembar Demak, Jateng
5. Peta Anomali Magnet Lembar Semarang, Jateng
6. Peta Geofisika Anomali Gaya Berat Lembar Cilacap, Jateng
7. Peta Seismotektonik Lembar Cilacap, Jateng
8. Peta Mikroznasi Lembar Cilacap, Jateng
9. Peta Geologi Kuarter Lembar Cilacap, Jateng
10. Peta Geomorfologi Lembar Cilacap, Jateng
11. Peta Sebaran Batuan Ultrabasa untuk Carbon Capture Storage (CCS) Daerah Soroako dan sekitarnya (dsk) Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel).
12. Peta Sebaran Batuan Ultrabasa untuk Carbon Capture Storage (CCS) Daerah Malili dsk, Kab. Luwu Timur, Sulsel
13. Peta Anomali Bouguer Daerah Luwu Timur dsk, Sulsel.
14. Peta Anomali Magnet Daerah Luwu Timur dsk, Sulsel.
15. Peta Geologi Daerah Surabaya, Jawa Timur
16. Peta Geologi Daerah Sidoardjo, Jawa Timur

“Ultrabasa ini adalah untuk persiapan kita mendukung Carbon Capture and Storage (CCS) juga Carbon Capture and Utilisation and Storage (CCUS) yang merupakan pengurangan emisi karbon. Selain itu juga peta anomali bourger, peta anomali magnet, juga peta geologi daerah surabaya dan sidoarjo,” papar Wafid.

Wafid lebih lanjut menjelaskan selain melakukan Pemetaan Bersistem dan Bertema, Badan Geologi juga melakukan pemetaan kawasan rawan bencana geologi yang terdiri dari 14 peta kawasan rawan bencana.

“Selain itu juga dilakukan pemetaan kawasan rawan bencana geologi baik pemetaan gunung api, rawan bencana gunung api, beberapa gunung api yang ada di Maluku Utara, Lampung, Sulteng, dan Jawa Barat kemudian kawasan rawan bencana gempa bumi, tsunami dan juga gerakan tanah,” ungkap Wafid.

Pemetaan Kawasan Rawan Bencana (KRB) gunung api, merupakan parameter untuk menggambarkan ketersediaan informasi akurat dalam bentuk peta terkait zona rawan bencana yang timbul akibat dari kemungkinan terjadinya bencana gunung api.

Ke-14 Peta Kawasan Rawan Bencana Geologi secara rinci dijelaskan sebagai berikut :
1. Pemetaan Geologi Gunungapi GA Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB).
2. Pemetaan Geologi Gunungapi GA Lokon, Sulawesi Utara.
3. Pemetaan Kawasan Rawan Bencana Gunungapi GA Gamalama, Maluku Utara (Malut).
4. Pemetaan Kawasan Rawan Bencana Gunungapi GA Pematang Bata, Lampung
6. Pemetaan Kawasan Rawan Bencana Gunungapi GA G. Colo, Sulawesi Tengah (Sulteng).
7. Pemetaan Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Kawah Kamojang, Jabar
8. Pemetaan Kawasan Rawan Bencana Gempabumi Weda, Malut
9. Pemetaan Kawasan Rawan Bencana Gempabumi Likupang, Minahasa Utara
10. Pemetaan Kawasan Rawan Bencana Tsunami Likupang, Minahasa Utara
11. Pemetaan Kawasan Rawan Bencana Tsunami Ternate, Malut
12. Pemetaan Zona Kerentanan Gerakan Tanah Kab. Tanggamus, Lampung
13. Pemetaan Zona Kerentanan Gerakan Tanah Kab Kerinci, Jambi
14. Pemetaan Zona Kerentanan Gerakan Tanah Kab. Sinjai, Sulsel
15. Pemetaan Zona Kerentanan Gerakan Tanah Kab. Buleleng, Bali-> MP Penguatan Sistem Peringatan Dini Bencana.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author