Jakarta, technology-indonesia.com – PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) memberikan hibah pengadaan kandang ayam broiler sistem tertutup (Closed House) pada empat perguruan tinggi negeri (PTN) sebagai bentuk kepedulian di bidang pendidikan. PT CPI juga akan melakukan pendampingan bagaimana cara pengelolaan Closed House (CH).
Keempat PTN tersebut adalah Universitas Airlangga Surabaya, Universitas Diponegoro Semarang, Universitas Hasanuddin Makassar, dan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Penandatanganan kesepakatan dilaksanakan oleh Presiden Direktur PT CPI, Thomas Effendy dengan empat rektor PTN.
Penandatangan ini melibatkan tiga instansi terkait yaitu Dirjen Penguatan Inovasi Kementerian Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan), dan Dewan Riset Nasional (DRN). Acara peletakan batu pertama CH akan dilaksanakan dalam waktu dekat menyesuaikan kesiapan pihak Universitas.
Komisaris PT CPI, Suparman Sastrodimedjo mengatakan CPI menyadari pentingnya kerjasama dengan perguruan tinggi terkait riset pengembangan perunggasan mulai dari pakan, perbibitan, dan budidaya. Selain itu, perlu upaya transfer teknologi, sehingga sektor perunggasan bisa bersaing dengan perunggasan dari negara lain.
“Dengan pemberian hibah ini diharapkan mahasiswa perguruan tinggi dapat memiliki sarana dan prasarana untuk melakukan riset inovasi pengetahuan di bidang pemeliharaan unggas sesuai perkembangan teknologi budidaya ayam broiller yang mutakhir,” ungkap Suparman dalam Launching Teaching Farm PT CPI kepada empat PTN di Jakarta, Senin (15/5/2017).
Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Jumain Appe mengatakan hibah PT CPI merupakan model teaching farm atau teaching industry. Kerja sama ini dapat menghasilkan sumber daya manusia yang siap pakai di bidang peternakan. “Lulusan perguruan tinggi nantinya siap kerja di industri peternakan atau memiliki usaha peternakan modern,” katanya.
Menurut Jumain inovasi yang dilakukan harus menghasilkan produk unggul, efisiensi, dan unit cost produksi yang rendah. Dalam arahan Presiden RI, perguruan tinggi harus menjadi agen pembangunan ekonomi. Iptek dan inovasi yang dihasilkan perguruan tinggi pun harus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ia berharap perguruan tinggi mempelajari masalah peternakan dari hulu hingga hilir.
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Ketut Diarmita mengatakan kandang CH merupakan peternakan masa depan karena menciptakan usaha peternakan yang efisien dan bisa menjadi solusi berbagai permasalahan unggas di Indonesia. “Kalau tidak mau mengubah yang konvensional maka akan bermasalah di biaya produksi sehingga kita selalu kalah bersaing,” lanjutnya.
Menurut Ketut, dengan adanya sistem Closed House maka pengendalian penyakit unggas bisa lebih mudah. Permasalahannya adalah biaya investasi yang mahal terutama bagi peternak kecil.
Dalam kesempatan tersebut, Bisnis Unit Head Farm PT CPI Yosef Arisanto mengatakan teknik perternakan ayam broiller Closed House memiliki keunggulan dibanding metode konvensional yang menggunakan sistem kandang terbuka. Kandang ayam broiller CH merupakan kandang tertutup yang menjamin keamanan secara biologi atau kontak dengan organisme lain. Saat ini di Indonesia 80% peternak ayam masih menggunakan kandang terbuka.
Dalam teknologi CH sirkulasi udara dalam kandang terjaga karena dilengkapi exhaust fan untuk menyedot udara, gas beracun, maupun debu-debu ke luar kandang. Pada waktu yang bersamaan, udara segar disalurkan melalui inlet.
“Jadi ada pertukaran udara yang merata dan diatur dengan teknologi modern. Tujuannya ialah untuk menyediakan udara dan iklim yang kondusif bagi ternak sehingga meminimalisasi tingkat stress,” paparnya.
Sistem Closed House memiliki beberapa keuntungan diantaranya jumlah kepadatan ayam lebih efisien, kondisi pertumbuhan bobot merata, efisiensi tenaga kerja karena semua peralatan dijalankan secara otomatisasi, angka kematian rendah, dan suhu ruang dapat dikontrol.
Kandang Closed House ini memiliki ukuran standar 12 x 120 meter, dengan jumlah lantai 1 sampai 3 tingkat. Kepadatan ayam dalam CH adalah 14-18 ekor/m2 sehingga populasi satu kandang antara 20.000 – 25.000 ekor. Sementara untuk kandang terbuka, kepadatannya hanya 8-9 ekor/m2.
Namun peternakan ayam broiller menggunakan CH membutuhkan biaya investasi yang besar, membutuhkan sumber listrik tinggi dan generator cadangan. Pengelolaannya juga memerlukan ketrampilan tinggi dan pengetahuan yang luas secara teknik.