Tantangan Industri Sawit 2016 Relatif Berat

JAKARTA – Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) memperkirakan tantangan industri sawit Indonesia pada 2016 relatif lebih berat dibandingkan tahun sebelumnya. Karena itu, DMSI mengajak semua pemangku kepentingan untuk mencermati berbagai hal diantaranya penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

“DMSI mendukung kegiatan positif yang dilakukan oleh GAPKI dan pihak-pihak lain dalam upaya pencegahan Karhutla pada tahun 2016,” ungkap Ketua Umum, Derom Bangun dalam siaran pers yang diterima www.technology-indonesia.com, Kamis (31/12).

Menurut Derom, harga minyak sawit yang diperkirakan membaik pada 2016, mungkin “tergelincir” ke arah yang lebih rendah seiring dinamika global yang menekan harga minyak bumi. “Masih banyak pihak memprediksi harga minyak sawit (CPO) akan membaik ke sekitar USD 700 pada kuartal kedua 2016 dengan harapan harga minyak bumi akan rebound,” lanjutnya.

DMSI berpendapat, perkembangan dinamika global menyebabkan harga minyak bumi cenderung berada di bawah USD 35/barel. Seiring dengan itu harga CPO pun tidak akan beranjak naik diatas USD 650 CIF Rotterdam. Akibatnya, penggunaan biodiesel di negara maju yang berasal dari minyak nabati seperti rapeseed dan minyak kedelai akan berkurang.

Bagi DMSI, penggunaan biodiesel di Indonesia dengan memperbandingkan harga Mean of Platts Singapore (MOPS) adalah kekeliruan besar. Penggunaan bahan bakar nabati/biodiesel di Indonesia lebih kepada penurunan gas emisi sesuai kesepakatan COP 21 di Paris. Jadi kalaupun terjadi harga CPO tergelincir pada tahun 2016, industri sawit Indonesia tetap bertahan karena penggunaan biodiesel semakin besar mengikuti ketentuan B20,” kata Derom.

Menurut pandangan DMSI, kenaikan harga CPO di pasar global tidak lagi menjadi basis dalam pengembangan industri sawit nasional. Pohon sawit selain menghasikan minyak nabati juga menghasilkan bio massa yang bernilai ekonomi tinggi, baik itu untuk kebutuhan energi maupun bahan kimia bio lainnya. Inilah yang harus dikembangkan oleh Indonesia.

Beberapa negara pengimpor minyak sawit sudah menyatakan keinginan mendapatkan minyak sawit dengan mutu yang lebih baik antara lain bilangan peroksida yang lebih rendah dan angka indeks DOBI (Deteroriation of Bleachability Index) yang lebih baik. Kedua faktor ini perlu diperbaiki agar minyak sawit Indonesia mampu bersaing di pasar internasional,” pungkas Derom.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author