International Islamic Trade Finance Corporation (ITFC) yang merupakan bagian dari Islamic Development Bank (IDB) group bekerjasama dengan Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) meresmikan program pengembangan dan pendanaan inovatif yang akan mentranformasikan rantai pasokan kopi Indonesia. Program ini diluncurkan sebagai bagian dari World Islamic Economic Forum (WIEF) pada 2-4 Agustus 2016, di Jakarta Convention Centrer (JCC).
CEO ITFC, Eng. Hani Salem Sonbol mengatakan, program ini tidak hanya mengangkat prakarsa dan kegiatan ITFC semata. Tetapi juga menyoroti dampak langsung dari prakarsa ini terhadap keseluruhan rantai pasokan kopi di Indonesia mulai dari pemilik perkebunan kecil dan besar. “Lantas juga dari para pelaku rantai pasokan termasuk pedagang tingkat kabupaten, eksportir, asosiasi eksportir, industri prosesing,” tegas Hani saat Peresmian kerjasama ITFC dan AEKI di Hotel JW Mariott, Jakarta pada Kamis (4/8/2016)
Hani menambahkan program ini untuk meningkatkan promosi, memperkuat perdagangan, serta peningkatan kapasitas produksi dari para petani kopi. Pendanaan yang digelontorkan ITFC dan IDB ini dapat dimanfaatkan oleh koperasi perkopian dan Usaha Kecil Menengah (UKM) di seluruh Indonesia sehingga bisa meningkatkan kelas sebagai ekportir kopi ke pasar global, ujar Hani.
Program kerjasama ITFC ini diharapkan memberikan dampak besar bagi seluruh pelaku perkopian dari hulu hingga hilir dan seluruh angota AEKI. Serta memberikan kemudahan bagi pelaku perkopian agar bisa menembus dan meningkatkan penjualan ekspor kopi ke negara Afrika yang selama ini belum tergarap.
Para program ini ITFC akan menyumbangkan dana USD 70.000. Sementara, PT Coffindo sebagai mitra lokal menghibahkan lahan seluas 2 hektare (ha) dan memberikan dana USD 30.000. Dana hibah ini digunakan untuk mendirikan Farmers Traning Centre (FTC)untuk merealisasikan program yang dicanangkan pemerintah RI.
Tahap pertama pembangunan FTC berlokasi di Kabupaten Pak Pak, Sumatera Utara. FTC ini akan mendukung pelaksanaan pendidikan dan pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) petani kopi khususnya di Kabupaten Pak Pak.
Ketua Umum AEKI Irfan Anwar menegaskan, kerjasama ini akan memberikan manfaat besar bagi pelaku perkopian, berupa peningkatan kemampuan para petani dan akan memberikan akses pasar ke negara Afrika. “Harapan kami dengan kerjasama ini produksi kopi akan dapat meningkat 1,5 sampai 2 ton per hektar. Saat ini produksi kopi petani hanya mencapai 700 kg per hektar,” tegas Irfan.
Lanjut Irfan, setelah kerjasama di Kabupaten Pak-Pak, program akan segera digulirkan ke daerah lain seperti Propinsi lampung dan Jawa Timur. Target jangka panjangnya akan dilaksanakan di delapan propinsi penghasil kopi utama di Indonesia.
“Apabila kerjasama ini dapat berjalan dengan baik maka akan meningkatkan kualitas dan harga kopi Rubusta. Saat ini harga kopi Robusta sangat tergerus. Di pasar dunia, harga Kopi Rubusta hanya menembus harga USD 2 per kg. Sementara harga Kopi Arabika bertengger di harga USD 6–7 per kg,” pungkas Irfan. Albarsah
Â