Tampil Lebih Modern, IP2TP Muneng Siap Dukung Inovasi Teknologi Akabi

Probolinggo, Technology-Indonesia.com – Deretan gedung dengan ciri khas atap menjulang serta kolam pendingin memanjang di kedua sisi gedung menjadi wajah baru Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Penelitian (IP2TP) Muneng di Probolinggo, Jawa Timur. Konsep green building di IP2TP Muneng diharapkan akan memacu kinerja inovasi teknologi aneka kacang dan umbi (Akabi) untuk mendukung pertanian maju, mandiri, dan modern.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo saat meresmikan IP2TP Muneng dalam tampilan baru yang lebih modern mengungkapkan rasa bangga dengan IP2TP di lingkup Kementerian Pertanian. Mentan berharap, hasil penelitian di IP2TP Muneng dapat mendukung sektor pertanian di Indonesia.

“Saya bangga memiliki tempat riset seperti ini. Semoga saja hasil penelitiannya sama hebatnya dengan gedung yang keren,” kata Mentan Syahrul dalam Gelar Inovasi Teknologi Akabi (GITA) 2021, yang diselenggarakan Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) di IP2TP Desa Muneng pada Sabtu (26/6/2021).

IP2TP Muneng dengan luas lahan sekitar 26 hektare merupakan satu diantara 5 IP2TP yang berada di bawah Balitkabi yang meneliti dan mengembangkan varietas unggul tanaman Akabi. Fungsi IP2TP selain sebagai konservasi sumberdaya genetik, penelitian dan pengkajian, produksi benih, juga sebagai wahana visualisasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan agrowidyawisata.

IP2TP Muneng, pada awalnya bernama “Proef Station Voor Den Land Bouw“, sebuah tempat penelitian yang berdiri sejak 1938. IP2TP Muneng yang sebelumnya dikenal sebagai Kebun Percobaan (KP) Muneng berada di Desa Muneng Kidul, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, berlokasi tepat di samping jalan tol PasPro (Pasuruan-Probolinggo).

Koordinator IP2TP Muneng Sri Ayu Dwi Lestari mengatakan bahwa keberadaan IP2TP Muneng untuk mendukung kegiatan Balitkabi diantaranya penelitian dan pengembangan varietas unggul tanaman Akabi seperti kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubikayu dan ubijalar. Serta, aneka kacang potensial seperti koro pedang, kacang tunggak, dan rice bean.

“Kami menanam sesuai permintaan dan petunjuk teknis dari peneliti, misalnya terkait varietas dan pupuknya. Jadi di sini banyaknya teknisi yang bekerja teknis di lapang,” terang Lestari di sela perhelatan (GITA) 2021. Dengan adanya display di IP2TP, diharapkan hasil-hasil penelitian Balitkabi bisa dikenal luas oleh masyarakat.

Selain penelitian, IP2TP Muneng juga melakukan perbanyakan benih untuk dikirim ke Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Balitkabi. “Balitkabi memberi benih, selanjutnya kita tanam di sini untuk perbanyakan dan dikirimkan lagi ke UPBS untuk diseleksi sebelum dijual ke petani,” terangnya.

IP2TP Muneng memiliki karakteristik lahan kering beriklim kering di dataran rendah (10 mDPL) dengan curah hujan dan kelembaban udara paling rendah serta suhu udara paling tinggi dibandingkan empat IP2TP Balitkabi lainnya (IP2TP di Kendalpayak, Jambegede, Ngale, dan Genteng).

“Di sini mendekati atau hampir menyerupai lahan kering seperti di Nusa Tenggara Timur. Kalau varietas kedelai diuji di sini dan tahan nanti di empat kebun lainnya tahan juga. Soalnya di sini paling tercekam,” terang peneliti peneliti ekofisiologi budidaya tanaman ini.

Sejak menempati gedung baru dengan luas 1,5 ha sekitar satu tahun yang lalu, IP2TP Muneng terus berbenah diri. Kantor yang berdiri megah dengan fasilitas pendukung lahan percobaan, mess, guest house, mushola, gudang mekanisasi yang memuat dua traktor besar, satu traktor mini, dan satu hand traktor, gudang prosesing, ruang penyimpanan benih, serta laboratorium.


Optimalisasi IP2TP

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) terus mengembangkan riset dan teknologi pertanian, salah satunya dengan mengoptimalkan IP2TP. IP2TP merupakan sentral penelitian yang mempunyai berbagai fungsi antara lain sebagai lokasi penelitian, kebun koleksi plasma nutfah, kebun produksi benih sumber, lokasi diseminasi, agrowisata, dan hilirisasi hasil Balitbangtan.

Saat ini, Balitbangtan memiliki 131 IP2TP yang tersebar di satuan kerja dengan berbagai spesifik lokasi. Sekretaris Balitbangtan Haris Syahbuddin mengungkapkan bahwa IP2TP dapat mendukung pembangunan pertanian yang maju, mandiri, dan modern.

“IP2TP bisa menjadi ujung tombak dalam mengonservasi plasma nutfah dan menjadi tempat standardisasi teknologi untuk dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Di IP2TP ada gudang, lantai jemur, dan sarana-prasarana lainnya yang menjadi desain penguatan cadangan dan sistem logistik pangan,” ucap Haris pada Webinar GITA 2021 pada Selasa (29/6/2021).

Karena itu, optimalisasi IP2TP perlu dilakukan dengan memperhatikan aspek profesionalisme dan akuntabilitas yakni terjaminnya produksi komoditas, terjaganya kualitas varietas unggul, dan diterapkannya teknologi berkelanjutan.

IP2TP perlu memiliki sumber daya manusia yang handal serta sarana dan prasarana yang baik. Balitbangtan akan memberi perhatian khusus kepada sumber daya manusia (SDM). “IP2TP sebagai salah satu aset, hendaknya dikelola dengan profesional, kreatif dan inovatif, dan mengoptimalkan lahan yang dimilikinya,” kata Haris.

Tidak berhenti di situ, optimalisasi juga membutuhkan dukungan dan kolaborasi dengan berbagai pihak melalui kerja sama yang baik.

“Untuk mengoptimalkan peran IP2TP, perlu kerja sama dengan industri, perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan stakeholder lainnya agar hasil penelitian Balitbangtan dinikmati oleh masyarakat,” ucap Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry.

Pengelolaan IP2TP pun diharapkan dapat mendukung Cara Bertindak (CB) 1 sampai CB 5 Kementerian Pertanian yaitu program peningkatan kapasitas produksi hingga mendorong gerakan ekspor.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author