Hidroponik, Solusi Keterbatasan Lahan

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pandemi Covid-19 membuat masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan untuk budidaya tanaman hidroponik sebagai sumber penyedia makanan bergizi tinggi. Sistem budidaya ini menjadi tren karena menjadi solusi keterbatasan lahan dan bisa dilakukan oleh siapa saja, terutama masyarakat perkotaan.

Sebagai upaya pendampingan kepada masyarakat dalam budidaya tanaman hidroponik, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menggelar bimbingan teknis (Bimtek) di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Banten pada Jumat (20/11/2020). Peserta Bimtek terdiri dari para perwakilan penyuluh di Provinsi Banten yang notabene merupakan penggerak Kostratani di masing-masing wilayahnya.

Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi dalam sambutannya mengatakan Penyuluh memegang peranan penting sebagai agen of change terhadap pembangunan pertanian. Keberhasilan pembangunan pertanian adalah peningkatan produktivitas yang dapat diperoleh antara lain dengan memanfaatkan berbagai teknologi yang ada, smart agriculture. “Bangun Banten melalui media hidroponik, manfaatkan pasar Jakarta” jelasnya.

Kementerian Pertanian melalui kegiatan Kostratani mensupport pelatihan untuk penyuluh dan petani. BPTP Banten hadir untuk memberikan pendampingan dan pelatihan langsung di lapangan untuk menggenjot produktivitas.

Penyuluh BPTP Banten, Eka Rastiyanto sebagai narasumber menjelaskan bahwa terdapat enam prinsip hidroponik yang merupakan sistim budidaya tanam tanpa menggunakan media tanah. Pertama, pemanfaatan cahaya matahari agar tanaman menghasilkan pertumbuhan yang optimal. Tanaman hidroponik memerlukan penerangan 8–10 jam sinar matahari setiap harinya.

Prinsip kedua adalah pemanfaatan udara (oksigen dan karbon dioksida), dissolved oxygen atau oksigen terlarut dalam air seharusnya ada pada kisaran lebih dari 6 ppm. Tanaman juga memerlukan karbon dioksida yang cukup tepat untuk dapat berfotosintesis dengan sempurna. Prinsip ketiga, pemanfaatan air terutama air yang difilter melalui reserve osmosis (OS) yang merupakan sumber terbaik pada 15–60 EC atau air tanah yang jernih.

Prinsip keempat adalah pH level yang merupakan bagian dari hidrogen yang terdapat di dalam air. Rentang yang sesuai bagi sebagian besar sayuran hidroponik adalah 5.5–6.5. Prinsip kelima, memperhatikan suhu udara, bagi tanaman beriklim dingin akan bisa tumbuh maksimal pada suhu 16–28 derajat celcius, bagi sayuran bersuhu panas, akan mampu tumbuh optimal pada suhu 20–32 derajat celcius.

Prinsip terakhir adalah tumbuhan hidroponik juga membutuhkan nutrisi kompleks layaknya tanaman yang dibudidaya di lahan, yakni enam unsur nutrisi makro dan tiga belas unsur nutrisi mikro.

Pada kesempatan tersebut, Eka menjelaskan berbagai sistem hidroponik seperti sistem wick, deep water culture, aeroponik, drip dan lain-lain. Eka juga menjelaskan nutrisi yang diperlukan berupa unsur mikro nutrisi, serta bagaimana mengidentifikasi gejala kekurangan unsur mikro. Serta, tabel PPM hidroponik untuk sayuran dan buah, dan bagaimana pengaruh pH terhadap kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara, serta terakhir tentang cara perhitungan nutrisi hidroponik.

Melalui sistem hidroponik, tanaman relatif lebih cepat tumbuh kembang karena unsur hara dalam larutan dapat secara optimal dimanfaatkan sepenuhnya oleh tanaman sehingga pertumbuhan tanaman dapat lebih optimal. (Sumber BPTP Banten)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author