Jakarta, Technology-Indonesia.com -Bupati Barito Kuala (Batola) Noormiliyani menghadiri panen raya jagung hibrida di lahan inkubator bisnis binaan Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra) di Desa Sido Makmur, Kecamatan Marabahan, Kabupaten Batola, Kalimantan Selatan pada Selasa (11/8/2020).
Desa Sido Makmur terpilih menjadi lokasi inkubator bisnis karena merupakan sentra produksi jagung dengan para petani milenialnya  yang terbuka dengan teknologi dan siap untuk maju. Bersama penanggung jawab kegiatan, Mawardi (Peneliti Balittra), mereka mengelola lahan seluas 1 hektare (ha). Lahan kegiatan tergolong Sub Optimal, yang banyak genangan air, bersifat masam dan kahat unsur hara.Â
Dengan sentuhan teknologi, pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung hibrida sangat optimal. Tanaman jagung tumbuh subur, vigoritas tinggi dan tongkol besar, yang otomatis produksi optimum akan tercapai. Â
Acara panen raya diawali dengan panen tongkol jagung bersama Bupati dan pejabat lainnya. Tongkol terlihat besar, hasil pengamatan jumlah baris biji berkisar antara 14 – 18 baris/tongkol. Menurut kepala BPP Marabahan, Sorotu, hasil ubinan yang diperoleh mencapai 13,4 ton/ha glondongan atau jika dikonversikan sebesar 8,5 ton/ha pipilan kering.Â
Selanjutnya secara simbolis Kepala Dinas Pertanian TPHÂ Batola menyerahkan hand sprayer kepada Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
Bupati Batola dalam sambutannya mengatakan, panen jagung hibrida ini membuktikan bahwa selain tanaman padi, tanaman jagung pakan ternak juga potensial untuk dikembangkan dilahan rawa pasang surut.
Noormiliyani berharap panen ini membawa berkah dan memberikan harapan baru. Lahan-lahan tidur akan menjadi produktif dan produksi dapat ditingkatkan. Pemerintah Batola sangat mendukung untuk swasembada pangan.Â
Bupati Batola juga berpesan selama pandemi Covid-19 ini, para petani diharapkan selalu menerapkan protokol kesehatan, jaga jarak, memakai masker dan cuci tangan.
Kapala Dinas Pertanian TPH Kabupaten Batola, Murniati mengatakan pihaknya tetap akan terus mengembangkan potensi daerah yaitu tanaman padi atau tanaman pangan lainnya, maupun tanaman horti.Â
Hal tersebut terbukti dengan pesatnya perkembangan tanaman jagung, khususnya jagung pakan ternak. Selama kurun waktu tiga tahun terakhir ini, kabupaten Batola menempati urutan ke delapan besar pemasok jagung pakan ternak di Kalimantan Selatan.
Murniati juga menyampaikan bahwa misi mereka adalah mengembangkan potensi yang ada, lahan rawa pasang surut akan digunakan seoptimal mungkin, untuk peningkatan produksi dengan kerjasama dengan dinas-dinas atau instansi lainnya.Â
Kepala Balittra, Yiyi Sulaeman selaku Tim dari inkubator bisnis menyampaikan bahwa teknologi pengelolaan lahan rawa yang dikenal dengan Panca Kelola Lahan Rawa. Teknologi ini meliputi kelola air, kelola lahan, ameliorasi dan pemupukan, varietas dan metode tanam, serta pengendalian organisme pengganggu tanaman terpadu.Â
Tata kelola air dilaksanakan melalui pembuatan parit/saluran untuk membuang air keluar karena tanaman jagung merupakan tanaman yang tidak tahan terhadap genangan air. Parit juga berfungsi memasukkan air saat pasang.Â
Pemberian  fosfat alam (rock fosfat) sangat menguntungkan, karena sifatnya yang lambat larut, akan menjadikan residu bisa bertahan sampai 5 kali tanam.Â
Teknologi metode tanam dengan sistem zigzag akan menambah jumlah populasi yang secara otomatis akan meningkatkan hasil. Selain itu, ada beberapa teknologi mekanisasi yang akan menjadikan pekerjaan lebih mudah, murah dan efisensi diantaranya alat panen tongkol, alat bumbun sekaligus pengendali gulma dan alat pipil tongkol.
Acara panen diakhiri dengan sambungrasa yang diisi dengan tanya jawab. Para petani berkeinginan memiliki alat panen tongkol dan alat bumbun untuk mengefisenkan tenaga kerja, serta adanya lantai jemur untuk proses pengeringan tongkol. Ada juga yang berharap kemudahan pemenuhan pupuk tanaman serta perbaikan agar jalan desa sebagai alat transportasi.