Lolit Kambing Potong Kembangkan Pakan Komplit Berbasis Limbah Perkebunan

Deliserdang, Technology-Indonesia.com – Limbah perkebunan kelapa sawit yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal, ternyata berpotensi sebagai sumber pakan ternak ruminansia. Limbah sawit bila diolah dengan tanaman Indigofera sp. dan bahan lainnya bisa menjadi pakan ternak yang komplit, murah, dan berkualitas.

Indigofera sp. merupakan hijauan pakan ternak jenis leguminosa pohon yang memiliki kandungan nutrisi tinggi, mempunyai protein kasar 26%, serta serat kasar 15%. Kandungan mineral yang cukup untuk pertumbuhan optimal ternak. Tanaman Indigofera sp. disukai ternak, mudah tumbuh, dan tahan terhadap kekeringan.

Keberadaan Indigofera sp. dapat mendongkrak kualitas pakan bila digunakan bersamaan dengan limbah kelapa sawit yang berkualitas sangat rendah. Produksi pakan ternak berbasis limbah sawit ini dilaksanakan di pabrik mini milik Loka Penelitian Kambing Potong di Sei Putih, Deliserdang, Sumatera Utara. Di pabrik mini ini, indigofera dan bahan lain seperti pelepah sawit, bungkil inti sawit, solid sawit, bungkil kedelai, onggok, gaplek, molasses, ultra mineral, tepung kulit kerang, urea, dan garam diolah menjadi pakan ternak.

Sebagian bahan pakan ternak dari limbah perkebunan sawit

Pelepah sawit meskipun memiliki kandungan protein kasar (PK) sangat rendah hanya 2-4% namun seratnya cukup tinggi mencapai 33% sehingga sangat potensial sebagai sumber serat untuk ruminansia. Solid limbah industri kelapa sawit yang dibuang dan tidak berharga, namun sangat disukai oleh ternak, kandungan PK mencapai 11% dapat diberikan 15% dalam ransum ternak kambing.

Sedangkan bungkil inti sawit memiliki PK 15% dengan harga sekitar Rp 800/kilo, bisa menggantikan posisi dedak (katul) yang cukup mahal. Semua bahan-bahan tersebut mudah diperoleh dari perkebunan dan pabrik kelapa sawit.

“Kita bisa mengambil solid limbah industri kelapa sawit dengan mengeluarkan biaya angkut saja. Solid sebanyak 10 ton bisa diangkut dump truk dengan mengeluarkan biaya angkut Rp 1,5 juta,” ungkap Simon E. Sinulingga, Kepala Lolit Kambing Potong di pabrik mini milik loka di Sei Putih, Galang Deliserdang pada Rabu (17/10/2018).

Kendala utama pemanfaatan daun dan pelepah kelapa sawit adalah sifat fisiknya yang keras sehingga tidak bisa langsung digunakan untuk pakan ternak. Untuk itu dilakukan pengolahan dengan mesin pencacah (shreeder). Seluruh komponen seperti pelepah, daun, lidi mulai dari pangkal sampai ujung dapat digiling dan hasilnya cukup halus seperti abon sehingga mudah dimakan oleh ternak.

Lebih lanjut Simon menerangkan, potensi pelepah dan limbah sawit di Indonesia sangat besar. Luas perkebunan sawit di negeri ini berkisar 10,5 juta hektare. Pemilik perkebunan kelapa sawit biasanya membuang pelepah atau menumpuknya di antara tanaman sawit.

Simon E. Sinulingga, Kepala Lolit Kambing Potong di pabrik mini milik loka di Sei Putih, Galang Deliserdang pada Rabu (17/10/2018).

Sumber pakan lainnya adalah bungkil kedelai, kandungan gizinya yakni bahan kering berkisar 95,95%, kadar abu 7,15%, serat kasar 3,50%, protein kasar 48,94%, dan energi kasar mencapai 4,37 kilokalori per kg (Kkal/kg). “Bungkil kedelai harganya memang agak mahal, tapi bisa diatur komposisinya sedikit saja sekitar 2 persen,” ungkap Simon.

Kandungan protein kasar yang dihasilkan dari pakan komplit tersebut cukup besar, berkisar 14,31 hingga 16%. Sementara protein kasar pakan hijauan di lapangan seperti rerumputan hanya berkisar 8%. Pemberian pakan komplit ini dapat meningkatkan bobot badan 80-100 gram/ekor/hari pada ternak kambing di masa pertumbuhan.

Biaya produksi pakan ternak di pabrik mini berkapasitas 1,6 ton perhari ini sangat murah, berkisar Rp 1.400/kg. Lolit Kambing Potong akan terus melakukan inovasi terhadap potensi-potensi yang ada untuk dijadikan pakan ternak yang berprotein tinggi dan murah.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author