Kupang, Technology-Indonesia.com – Kelompok Tani Satu Hati, Desa Oeteta di Kabupaten Kupang yang beranggotakan 21 petani mampu memproduksi jagung varietas Lamuru dengan produktivitas 7,8 ton/hektare. Produktivitas ini melampaui potensi genetik varietas jagung Lamuru yaitu 6.5 ton/hektare.
Capaian prestasi kelompok tani yang diketuai oleh Bernadus Litto ini terungkap saat panen jagung pada Jumat (19/10/2018). Sampai saat ini, panen masih berlangsung pada hamparan 2 hektare.
Osias Ndii, salah satu anggota kelompok Tani Satu Hati saat memanen dan sekaligus memipil jagung menggunakan mesin mengungkapkan perasaan gembira dengan hasil panen. Diakui Ndii, capaian hasil yang luar biasa ini karena faktor pendampingan intens oleh para peneliti dan penyuluh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak penanaman pada pertengahan Juli 2018.
Jagung lamuru yang diproduksi ini diperuntukan untuk Benih kelas Benih Penjenis berlabel ungu. Paulina Lopung, yang juga anggota kelompok tani tersebut mengatakan bahwa mereka mencoba menghitung pendapatan kotor dari lahan ini. Dari hasil perhitungan diperoleh penghasilan kotor Rp 112 juta dengan asumsi bahwa harga benih 8 ribu/kg. Karena itu, Lopung memastikan akan terus menanam jagung karena mereka sudah mendapat ilmunya.
Penanggung jawab kegiatan Evert Hosang didampingi penanggungjawab lapangan Naomi Menge mengatakan kegiatan pendampingan ini merupakan Kegiatan Sekolah Lapang Mandiri Benih Jagung yang dilakukan oleh BPTP NTT tahun anggaran 2018. Kegiatan ini tidak terlepas dari kegiatan serupa di Desa Maukabatan, Kecamatan Biboki Anleu, Kabupaten Timur Tengah Utara (TTU) seluas 3 ha. Serta perbanyakan benih padi di desa Tupan, Batuputih, Kabupaten Timur Selatan (TTS) menggunakan varietas Inpari 41. Benih padi ini juga diperbanyak di Desa Maukabatan seluas 2 ha menggunakan varietas Inpari 6. TB/SB