Cara Mencegah Virus Kuning Pada Persemaian Cabai

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Virus kuning pada pertanaman cabai menjadi salah satu penyakit yang berbahaya karena bisa mematikan 100 persen pertanaman cabai. Pencegahan virus kuning ini bisa dimulai dari persemaian.

Virus kuning gemini ditularkan oleh kutukebul Bemisia tabaci Genn. Gejala yang ditimbulkan oleh isolat virus gemini berbeda-beda, tergantung pada genus dan spesies tanaman yang terinfeksi.

Gejala pada tanaman cabai Capsicum annuum var. Jatilaba berupa klorosis pada anak tulang daun dan ukuran daun mengecil. Kerusakan akibat penyakit daun keriting kuning pada pertanaman cabai sangat berat sehingga kerugian ekonomi dapat  mencapai 20 sampai 100 persen.

Pengendalian terhadap virus ini bisa dari persemaian yang dilakukan petani dengan memperhatikan pembudidayaan cabai yang benar. Dimulai dari pemilihan varietas tahan atau toleran terhadap virus kuning dan vektor pembawanya yaitu kutu kebul.

Beberapa varietas cabai merah diketahui toleran terhadap penyakit virus kuning antara lain adalah C. annum (Tit Super, CK Sumatera, TM 99 Lembang–1, Kencana) dan C. frutescens (Bara dan Rawit Thailand).

Sebelum melakukan persemaian, tempat pesemaian disterilkan dengan cara disemprot dengan insektisida spirotetramat + imidaklorpid (1.0 ml/l), kemudian dipasang perangkap kuning untuk memantau Bemisia tabaci sampai populasi nol.

Bedengan diberi naungan (screen house) yang terbuat dari nylon dengan kerapatan 50 mesh/cm2, dengan 2 lapis pintu masuk, bagian atasnya ditutup dengan plastik transparan, bagian samping ditutup rapat sampai tanah dengan kain sifon agar vektor kutukebul dan serangga lain tidak hinggap dan makan pada semaian cabai (karena masa pesemaian merupakan masa paling rentan untuk terjadinya infeksi virus).

Usahakan persemaian agak jauh dari lahan yang terserang penyakit. Untuk menekan serangan kutukebul terhadap bibit cabai merah di persemaian dilakukan penyiraman larutan insektisida Tiametoksam (Actara) (0,5 ml/l) dengan dosis 50 ml/ tanaman pada umur 2 dan 4 minggu setelah semai.

Cara selanjutnya adalah dengan mengimunisasi tanaman muda yang bertujuan untuk mengaktifkan gen pertahanan tanaman secara sistemik. Langkah ini dilakukan dengan cara menginokulasikan ekstrak nabati bunga pukul empat atau bayam duri. (Sumber: Balitsa)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author