Varietas Kedelai Deja 1 dan Deja 2 Toleran Genangan Air

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kedelai merupakan komoditas tanaman pangan penting setelah padi dan jagung. Kedelai mengandung protein nabati, lemak, dan asam amino yang penting bagi tubuh manusia.

Kebutuhan kedelai semakin meningkat seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kesadaran masyarakat akan gizi.  Kebutuhan kedelai sebagian besar juga digunakan untuk bahan baku industri pangan seperti tahu, tempe, kecap, tauco, dan susu kedelai.

Kedelai sebagian besar diusahakan pada lahan sawah di musim kemarau yang sering dihadapkan dengan curah hujan yang tinggi di akhir musim hujan, sehingga menyebabkan genangan (jenuh air). Di sisi lain, kedelai merupakan tanaman yang tidak tahan tergenang lama. 

Kondisi ini mengakibatkan suplai oksigen ke akar akan terhambat sehingga pertumbuhan tanaman menjadi tidak optimal. Genangan air yang relatif lama pada tanaman kedelai bisa menurunkan hasil 20-75 persen. Penurunan produktivitas itu tergantung lamanya genangan dan varietas kedelai yang ditanam. Inilah salah satu kendala dalam usaha meningkatkan produktivitas kedelai.

Salah satu strategi pengembangan tanaman kedelai pada lahan yang sering mengalami kondisi cekaman jenuh air adalah penanaman varietas yang toleran jenuh air tersebut. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Penelitian dan Pengembangan Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) Malang telah menghasilkan varietas unggul baru kedelai toleran cekaman jenuh air yaitu varietas Deja 1 dan Deja 2.

Keduanya memiliki potensi produksi yang tinggi dan tahan terhadap hama utama penggerek polong dan pengisiap polong. Penggunaan varietas unggul yang toleran pada  kondisi air tergenang merupakan alternatif dalam peningkatan produksi kedelai di lahan jenuh air. Selain itu, penggunaan varietas toleran di lahan jenuh air lebih efisien dan praktis dibandingkan dengan teknik budidaya yang lain.

Kedelai varietas unggul Deja 1 dilepas tahun 2017 dengan umur berbunga ± 37 hari dan umur masak ± 79 hari. Secara morfologis, Deja 1 memiliki tinggi tanaman ± 52,7 cm, warna bunga, epikotil dan hipokotil ungu, bentuk daun oval   dan  ukuran  daun  sedang.  

Ukuran  biji  varietas Deja 1  sedang  dengan bobot ±12,9 gram/100 biji dan bentuk biji lonjong. Potensi hasil Deja 1 cukup tinggi 2,87 ton/ha biji kering dengan rata-rata hasil ± 2,39 ton/ha biji kering, kandungan protein ± 39,6% BK dan lemak ± 17,3% BK.

Varietas Deja 1, tahan terhadap penggerek dan pengisap polong, agak tahan ulat grayak dan agak tahan terhadap penyakit karat daun. Keutamaan dari varietas Deja 1 adalah sangat toleran cekaman jenuh air mulai 14 hari hingga fase masak.

Sementara kedelai unggul Deja 2 dilepas  tahun 2017 dengan tipe tumbuh determinate. Deja 2 memiliki umur berbunga sama dengan Deja 1 ± 37 hari, tetapi umur masak lebih lama 1 hari dari Deja 1 yaitu ± 80 hari. Secara morfologis, varietas Deja 2 memiliki tinggi tanaman lebih rendah dari Deja 1  hanya  ± 52,3 cm.  (Sumber: Balitkabi/BPTP Kalbar)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author