Atasi Penyakit Busuk Buah Apel, Diperta Batu Gandeng Balitjestro

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Penyakit busuk buah pada apel merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kerugian bagi petani. Penyakit busuk buah sedang mewabah di beberapa lokasi di Kota Batu, Jawa Timur. Untuk itu, Dinas Pertanian Kota Batu bekerjasama dengan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) mengadakan pertemuan untuk penanganan penyakit tersebut di Kota Batu, Senin (3/2/2020).

Kepala Balitjestro, Harwanto menyampaikan bahwa untuk mengendalikan serangan penyakit ini diperlukan komitmen bersama dari petani untuk bersama-sama melakukannya. Hal-hal yang perlu segera dilakukan diantaranya sanitasi kebun, segera melakukan pembersihan buah-buah yang terserang untuk memutus siklus penyebaran spora jamur yang menyebabkan busuk buah.

Sebagai langkah pengendalian, Balitjestro telah melakukan survei di beberapa lokasi yang banyak terserang penyakit ini. Hasilnya, ada lokasi yang terserang lebih dari 80%, ada juga yang relatif sedikit kurang dari 20%. Kebun yang terjaga kebersihannya relatif lebih kecil intensitas serangannya.

Penyebaran penyakit yang disebabkan jamur Gloeosporium sp ini bisa melalui udara, percikan air dan alat pertanian yang terkontaminasi. Faktor kelembaban dan kurangnya intensitas matahari yang masuk ke tanaman berakibat jamur cepat untuk berkembang terlebih disaat musim penghujan seperti ini.

Untuk itu segera ditangani secara bersama untuk memutus siklus hidup penyebaran jamurnya. Kegiatan ini harus dilakukan serentak agar berhasil. Salah satu caranya adalah buah yang terserang harus segera dipetik dan dikubur atau dibuang dari kebun.

Selain itu segera dilakukan pembersihan kebun dari gulma serta memotong ranting-ranting yang terlalu rimbun agar sinar matahari bisa masuk. Kebersihan kebun dan kondisi yang tidak terlalu lembab dan buah mendapat matahari langsung akan menghambat terjadinya penyakit, karena spora yang ada tidak dapat tumbuh pada kondisi tersebut.

Mata Ayam

Penyakit busuk buah pada apel atau petani sering menyebutnya mata ayam seringkali menyerang buah yang telah berumur diatas 3 bulan atau hampir rompes. Buah yang terserang akan cepat menyebar sehingga tanaman bisa terancam gagal panen. Pertahanan tanaman secara aktif ditunjukkan dengan adanya warna merah disekitar gejala yang melokalisir serangan oleh jamur.

Peneliti entomologi Balitjestro, Otto Endarto menjelaskan bahwa penyakit ini disebabkan oleh jamur Gloeosporium sp. Gejalanya adalah mula-mula terjadi bercak coklat muda dengan titik kehitaman.

Bercak itu lama kelamaan menjadi coklat tua yang semakin lebar, selanjutnya berubah menjadi oranye. Konidium hialin berwarna oranye. Penyebaran melalui angin, percikan air hujan dan alat pertanian yang terkontaminasi

Untuk mengendalikannya diperlukan cara untuk memutus siklus hidup penyebaran jamurnya. Kegiatan ini harus dilakukan serentak agar berhasil. Salah satu caranya adalah buah yang terserang harus segera dipetik dan dikubur atau dibuang dari kebun.

Selain itu pengendalian dengan pestisida bisa menggunakan bahan aktif metil tiofanat, tebuconazol, dan azoxistrobin+difenokonazol. (Sumber: http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author