Jakarta, Technology-Indonesia.com – Universitas Negeri Malang (UM) menjadi salah satu perguruan tinggi yang mendapatkan pendanaan Project 4 in 1 dari the Islamic Development Bank (IsDB). Dalam Konsorsium 4 in 1, UM mengemban tugas menjadi Pusat Unggulan (Center of Excelence) bidang Learning Innovation dan memperoleh pendanaan senilai 48,2 juta USD.
Tiga perguruan tinggi lainnya yang masuk dalam Project 4 in 1 IsDB adalah Universitas Jember, Universitas Mulawarman, dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Setiap perguruan tinggi memiliki Center of Excellence (CoE) dengan tema spesifik yang harus dikembangkan berdasarkan kekuatan dan potensinya. Universitas Jember akan mengusung CoE untuk Bio-Technology, Universitas Mulawarman akan membangun CoE untuk Tropical Studies, sedangkan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa menjadi CoE untuk Food Security.
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menegaskan pendanaan 4 in 1 IsDB di UM harus dimanfaatkan sebaik mungkin, tidak hanya untuk membangun fasilitas fisik namun juga memperkuat kualitas sumber daya manusia.
“Kita semua berharap investasi ini menjadi modal sebagai upaya meningkatkan daya saing bangsa dalam memasuki era Revolusi Industri 4.0. Perguruan tinggi perlu terus berupaya meningkatkan sinergi dengan pelaku industri dan masyarakat. Sinergi ini akan memberikan kontribusi maksimal bagi kemajuan bangsa dan menjawab permasalahan yang dihadapi bangsa,” ujar Menteri Nasir pada acara Groundbreaking Pembangunan Gedung Kuliah Bersama UM, Malang (17/9/2018).
Menristekdikti menambahkan UM memiliki potensi besar untuk berperan bagi Indonesia menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0. Karena itu, inovasi pembelajaran yang menjadi fokus UM sangat strategis dalam memajukan pendidikan dan akan mendorong produk-produk hasil-hasil penelitian dapat diterapkan di dunia pendidikan dan masyarakat.
Menteri Nasir memaparkan bahwa Revolusi Industri 4.0 telah membawa perubahan besar di berbagai bidang kehidupan, termasuk di sektor pendidikan. Sistem pembelajaran konvensional akan bertransformasi ke arah online learning. Karena itu UM yang menjadi Pusat Unggulan di bidang Learning Innovation harus bisa menggali riset yang dapat menjawab tantangan pembelajaran di era Revolusi Industri 4.0.
“Ke depan akan terjadi classroom-less dan borderless. Melalui sistem pembelajaran daring, satu professor dapat mengajar seribu mahasiswa. Mahasiswa nantinya tidak akan terpengaruh dosen. Mahasiswa bisa memilih dosen yang sesuai dengan kebutuhannya. Karena itu, melalui Project 4 in 1 IsDB ini saya harap UM dapat menjadi leader di bidang learning innovation,” simpul Menteri Nasir.
Rektor UM, AH. Rofi’uddin mengatakan program dalam Project 4-in-1 IsDB UM senilai 48,2 juta USD tersebut akan dimanfaatkan untuk komponen hard program dan soft program. Komponen Hard Program meliputi pembangunan dua gedung kuliah bersama dan infrastrukturnya, pengadaan alat dan perangkat laboratorium, serta pengadaan buku dan jurnal ilmiah.
Sedangkan komponen Soft Program meliputi program beasiswa doktoral ke luar negeri , program non-gelar dalam dan luar negeri, pengembangan kurikulum, program transfer kredit, program akreditasi internasional, hibah penelitian, dan, konsorsium penelitian.
Dua gedung yang dilakukan peletakan batu pertama merupakan Gedung Kuliah Bersama atau Integrated Classroom Buildings. Menempati lahan seluas 3,4 Ha dan memiliki luas lantai total 44.917 m2, dengan luas lantai yang hampir sama. Masing-masing gedung tersebut akan dibangun 9 lantai dengan layout yang saling berhadapan.
Rofi’uddin menambahkan sasaran utama Project 4-in-1 IsDB di UM adalah revitalisasi Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK) untuk mendukung penguatan daya saing bangsa. Untuk lingkungan regional Asia Tenggara, LPTK di Indonesia harus bisa mempersiapkan lulusan yang bisa bersaing dengan lulusan pendidikan guru dari negara lain di wilayah ini.
“Karena itu, melalui Project 4-in-1 IsDB ini, UM sebagai Center of Excellence untuk LPTK di Indonesia akan dan terus mempertajam kompetensi lulusan tidak hanya kompetensi yang dipersyaratkan oleh Undang-Undang tentang Guru dan Dosen, namun juga mengacu pada AQRF (Asean Qualification Reference Framework),” ujar Rektor UM.
Rektor UM menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum adalah tulang punggung inovasi pembelajaran. Project 4-in-1 IsDB merupakan momentum yang sangat baik bagi UM untuk merombak, merevitalisasi, dan mengembangkan kurikulum. Kurikulum yang tidak hanya adaptif dengan kebutuhan kompetensi abad ke-21, tetapi juga kurikulum yang dapat menjawab kebutuhan generasi unggul pada era Revolusi Industri 4.0.
Residence Representative of South East Asia Regional Hub IsDB Ibrahim Ali Shoukry mengatakan IsDB berperan aktif mendukung pengembangan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui pendidikan tinggi. Ibrahim mengatakan bahwa IsDB telah bekerjasama dengan 50 perguruan tinggi di Indonesia baik negeri maupun swasta.
Project 4 in 1 di UM diharapkan dapat menghasilkan riset dalam bidang inovasi pembelajaran untuk mendukung Sustainable Development Goals di Indonesia. Project 4 in 1 ini menyediakan fasilitas pendidikan yang mumpuni untuk menghasilkan lulusan yang kompetitif.