Jakarta-Program pengentasan kemiskinan sekarang ini terlalu menyederhanakan masalah sehingga sering dirancang hanya untuk “memberi sesuatu bagi si miskin.” Pendekatan ini hanya mampu mengatasi masalah dalam jangka pendek, namun tidak menjamin keberlanjutannya.
Pendekatan Inovasi untuk Pembangunan inklusif menawarkan keberlanjutan, karena direncanakan dan dilaksanakan bersama masyarakat, sehingga program ini sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pendekatan inilah yang menginisiasi Dewan Riset (Research Councils) negara ASEAN untuk berkumpul membahas lebih lanjut penerapan keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan di Jakarta, 6 September 2012 dalam Workshop Inovasi untuk Pembangunan Inklusif.
Ketua Komisi Teknik Sosial Humaniora Dewan Riset Nasional (DRN), Lala M Kolopaking memaparkan,” Inovasi teknologi sebenarnya telah banyak ditemukan di masyarakat, namun kadang kala teknologi tersebut tidak bernilai ekonomis sehingga tidak menarik minat industri untuk berinvestasi. “
Lebih lanjut, Lala menjelaskan,” Sedangkan teknologi yang dikembangkan oleh industri seakan terkesan high tech dan tidak user friendly, sehingga masyarakat kesulitan menerapkan di kehidupan sehari-hari,” Alasan lain adalah teknologi pabrikan kurang memperhatikan faktor budaya, pola pikir dan kehidupan masyarakat kebanyakan.”
DRN menilai perlunya untuk mengurangi gap kesenjangan teknologi antara kebutuhan masyarakat dan industri. Lala M Kolopaking yang juga sebagai Direktur Center of Agriculture and Rural Development, IPB, memaparkan,” DRN sekarang ini lebih banyak menggali kebutuhan teknologi di daerah melalui Dewan Riset Daerah yang bekerjasama dengan Pemerintah daerah setempat.”
DRN berkeyakinan suatu saat nantinya industri besar akan mengurangi biaya produksi dan mulai mencari teknologi tepat guna yang berbasis kebutuhan masyarakat. Dalam jangka panjang, tujuan pembangunan inklusif tercapai .
Pembangunan Inklusif yang menekankan penciptaan lapangan kerja , memberi akses sosial dan ekonomi bagi segenap warga dan terus menerus mengurangi kemiskinan melalui penyediaan peluang bagi masyarakat yang rentan dan terpinggirkan untuk berkontribusi dalam proses pembangunan dan dalam menikmati hasil-hasilnya. (ap)