Menteri PPN/Ketua Bapenas, Bambang PS Brodjonegoro menjadi pembicara dalam Talk To The Experts: Scenario Planning (foto PPM Manajemen/Arif Rachman)
Jakarta, technology-indonesia.com – Dalam mengelola organisasi, para pimpinan sering menghadapi situasi dan kondisi yang tidak pasti, seperti perkembangan teknologi, kondisi politik dan ekonomi, dan lain-lain. Tidak semua pimpinan organisasi bisa dan siap menghadapi ketidakpastian.
Masa depan bagi pebisnis adalah sebuah ketidakpastian dan harapan. Sangat penting bagi para pebisnis untuk mengetahui apa yang akan terjadi lima bahkan sepuluh tahun ke depan sehingga bisa menyiapkan berbagai strategi.
Core Faculty PPM School of Management, Andi Ilham Said mengatakan teknik forecasting/peramalan yang menjadi dasar rancangan strategi dan pengembangan organisasi menjadi semakin tidak terandalkan. Sebab momen besar dan tidak terduga dalam lingkungan bisnis dapat muncul dengan cepat.
Dunia politik juga menyebabkan investor ataupun customer diharuskan wait and see. Perusahaan harus jeli menganalisis berbagai situasi dan kondisi yang mungkin terjadi pada lingkungan bisnisnya.
“Dengan persiapan berbagai skenario dalam perencanaan, perusahaan dapat lebih fleksibel dan tetap fokus dalam mengimplementasikan rencana bisnis yang efektif. Don’t forecast the future, but anticipate” terang Andi dalam Forum Manajemen bertajuk Talk To The Experts: Scenario Planning – Mengembangkan Strategi Inovatif untuk Menaklukkan Ketidakpastian pada Selasa (14/3/2017) di Jakarta.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bapenas, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengatakan dalam pemerintahan walaupun tidak menganut 100 persen prinsip scenario planning, namun tetap menerapkan pola semacam itu. Pemerintah selalu memerhatikan ketidakpastian baik dari internal maupun eksternal, lalu mencari langkah antisipasi dengan mengeluarkan kebijakan, demi menjaga ekonomi Nusantara tetap kompetitif dan mendorong pertumbuhan.
“Tiap kali membuat planning, kita harus melihat peluangnya, jangan hanya terpaku pada risiko saja. Dalam scenario planning kita harus mengetahui langkah kita, antisipatif,” ujar Bambang.
Dunia bisnis, layaknya dalam peperangan, kita harus tahu kapan mesti pindah dari skenario satu ke skenario lainnya. Focus Grup Discussion bisa menjadi langkah awal dalam scenario planning. Namun tentu saja tidak cukup hanya sekali, melainkan berkali-kali seraya memetakan skenario demi skenario.
Forum manajemen ini juga menghadikan pembicara Jeami Gumilarsjah, Senior Advisor Strategic Investment Department PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dan Riri Satria, Founder and CEO Value Alignment Advisory.