Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir meresmikan Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP) di Bantul, Yogyakarta. Peresmian PGSP ini disertai dengan Pemasangan Patok Batas Zone Inti Gumuk Pasir Parangtritis oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Potensi yang dimiliki oleh Gumuk Pasir akan menjadikan daerah ini sebagai pusat wisata ke depan. Wisata akan menjadi baik jika masyarakatnya mampu menjaga lingkungan dengan baik, misalnya masalah kebersihan, lingkungan, dan kulinernya pun juga dapat dikembangkan di Kabupaten Bantul,” ungkap Mohamad Nasir saat meresmikan PGSP di Bantul, Yogyakarta, Jumat (11/9).
Parangtritis Geomaritime Science Park merupakan revitalisasi dari Laboratorium Geospasial Pesisir Parangtritis (LGPP). Revitalisasi ini memiliki peran strategis dalam peluang pembangunan berwawasan spasial kepesisiran dan kelautan.
LGPP dibangun dengan semangat untuk memperkenalkan informasi geospasial terutama bidang kepesisiran dan kelautan pada semua lapisan masyarakat. Laboratorium ini dikelola oleh komitmen dari lembaga pemerintah dan perguruan tinggi yaitu Badan Informasi Geospasial (BIG), Pemerintah Provinsi DIY, Pemerintah Kabupaten Bantul, dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) pada 10 Agustus 2015 menjadi momentum emas bagi laboratorium untuk melaksanakan revitalisasi di segala bidang. Revitalisasi didasari niat untuk lebih berperan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui aplikasi teknologi dan riset geospasial.
Laboratorium berada di selatan Yogyakarta merupakan “teras depan” penopang perekonomian dan sektor agribisnis modern dengan gagasan “Among Tani Dagang Layar”. Lokasi yang berada di bagian geoheritage gumuk pasir menjadikan laboratorium mempunyai obyek riset unggul dan juga tepat bagi pengembangan teknologi untuk masyarakat nelayan dan petani.
PGSP mempunyai visi sebagai center of excellent for geospatial information technology, education, research and innovation di bidang kepesisiran dan kelautan di Indonesia. Komersialisasi hasil kolaboratif riset kepesisiran dan kelautan akan mendukung pertumbuhan perekonomian berkelanjutan di Indonesia.
Keberadaan PGSP dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah DIY maupun Kabupaten Bantul sebagai sarana kembang tumbuh ekonomi masyarakat dalam bidang pariwisata, pertanian, kepesisiran dan kelautan. PGSP juga akan berfungsi sebagai pusat restorasi dan konservasi gumuk pasir serta pengembangan museum gumuk pasir sebagai sarana pendidikan dan penelitian.
Peresmian ini didahului dengan kegiatan Student Day pada 10 September 2015 dengan agenda bersih gumuk pasir dan penjurian lomba branding/logo serta pemilihan duta geospasial. Acara bersih gumuk pasir dilakukan oleh 100 peserta student day sebagai wujud kepedulian terhadap konservasi gumuk pasir.
Selain itu diadakan juga talkshow dengan tema “Edu-Restorasi Gumuk Pasir untuk Kesejahteraan Bersama” yang dipandu oleh Prof. Dr. Sunarto, MS. dari Fakultas Geografi UGM. Narasumber talkshow adalah Priyadi Kardono (Kepala Badan Informasi Geospasial), Rani Sjamsinarsi (Kepala Dinas PUP-ESDM Provinsi Yogyakarta), dan Sigit Sapto Rahardjo (Plt. Bupati Bantul).