Upacara penghormatan terakhir terhadap Jenazah Umar Anggara Jenie di Balairung UGM, Yogyakarta (foto Humas UGM)
Kabar duka menyelimuti dunia ilmu pengetahuan Indonesia. Prof. Dr. Umar Anggara Jenie, M.Sc., Apt., Guru besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang pernah menjabat sebagai Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) meninggal dunia. Pelopor bidang bioetika ini menghembuskan nafas terakhir pada Kamis (26/1/2017) sekitar pukul 03.30 WIB seusai Sholat Tahajud di kediamannya, Condong Catur, Yogyakarta.
Setelah upacara penghormatan terakhir di Balairung UGM, jenazah dimakamkan di Makam Sewu, Bantul. Bagi para kolega serta mahasiswanya, almarhum dikenal sebagai peneliti yang berprestasi dan banyak memberikan kontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan di Indonesia.
Ungkapan kekaguman terhadap sosok almarhum juga disampaikan Rektor UGM, Dwikorita Karnawati. Dalam sambutannya, Dwikorita menyampaikan penghormatannya terhadap sosok Umar Jenie yang memiliki komitmen besar bagi kemajuan UGM dan bagi Bangsa Indonesia.
“Kecintaan beliau pada ilmu pengetahuan terutama bidang kimia organik mampu membuka banyak penemuan baru yang sangat bermanfaat bagi masyarakat luas, baik di Indonesia maupun di dunia internasional. Pidato pengukuhan beliau pada tahun 2000 telah memberikan rujukan baru bagi perkembangan penelitian kimia sintesis pada obat-obatan di Indonesia,” jelas Dwikorita.
Sementara itu, Kepala LIPI, Iskandar Zulkarnain dalam siaran persnya menuturkan, Umar Jenie mempunyai jasa besar terhadap pengembangan riset dan iptek di negeri ini, khususnya dalam mengembangkan bidang etika ilmiah, mendorong riset strategis, serta meningkatkan status pembinaan profesionalitas fungsional peneliti di tingkat nasional. “LIPI menyampaikan terima kasih atas jasa beliau terhadap lembaga, pengembangan riset dan iptek di Indonesia,” ungkap Iskandar.
Selama masa pengabdiannya, Umar Jenie menjadi salah satu orang yang berjasa dalam kemajuan ilmu pengetahuan di Indonesia, khususnya bidang ilmu farmasi. Pria kelahiran Solo, Jawa Tengah pada 22 Agustus 1950 ini menamatkan pendidikan S1 di Fakultas Farmasi, UGM pada 1975. Umar Jenie menjalani pendidikan S2 di bidang Ilmu Kimia dari University of New South Wales, Australia pada 1982; dan pendidikan S-3 di bidang Ilmu Kimia dari Australian National University, Australia pada 1988.
Umar Jenie diangkat sebagai Guru Besar (Profesor) Kimia Medisinal Organik, Fakultas Farmasi di UGM pada 14 Juni 2010. Ia diangkat menjadi Kepala LIPI pada 27 September 2002, dan menyelesaikan masa tugasnya pada 14 Juni 2010. Tak hanya itu, Umar Jenie juga menjadi Ketua Komisi Bioetika Nasional pada 2009-2012.
Selain pernah menjabat sebagai Kepala LIPI periode 2002-2010, Umar Jenie pernah menduduki posisi penting di berbagai organisasi keilmuan, di antaranya Sekretaris Konsorsium Bioteknologi Indonesia (KBI), Ketua Dewan Pembinan Perhimpunan Ahli Kimia Medisinal Indonesia (PERAKMI), serta Vice President of the Asian Bioethics Association (ABA).
Atas jasa dan kontribusinya, Umar Jenie memperoleh beragam penghargaan, di antaranya Bintang Jasa Utama RI dari Presiden Republik Indonesia untuk Pelayanan Riset Ilmu Pengetahuan di Indonesia pada 2007, dan Penghargaan Sarwono Prawirohardjo pada 2010, penghargaan tertinggi LIPI yang diberikan kepada ilmuwan berjasa di bidang iptek.
Umar Jenie juga mendapat anugerah Peneliti Terbaik bidang Bioteknologi Kesehatan pada 1994 oleh Dewan Riset Nasional (DRN). Disamping itu, Ia sangat berperan sebagai motor dalam membantu Kementerian Agama dalam menafsirkan ayat ilmiah Al-Quran.
Dalam kiprahnya, Umar Jenie pernah menjadi anggota International Dialogue on Bioethics of European Group on Ethics of Sciences and New Technology (IDB-EGE), sebuah kegiatan internasional yang peduli terhadap etika di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi baru.