Tangerang Selatan, Technology-Indonesia.com – Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Kemenristek/BRIN yang digelar pada 29-30 Januari 2020 telah berakhir. Inovasi yang memberikan nilai tambah pada komoditas maupun yang mampu mengganti barang impor menjadi salah satu program terobosan yang akan didorong Kemenristek/BRIN selama lima tahun ke depan.
Menristek/Kepala BRIN Bambang P.S. Brodjonegoro saat menyampaikan rekomendasi kebijakan mengatakan bahwa yang bisa menjadi solusi adalah pembangunan harus berdasarkan innovation driven economy, yaitu bagaimana riset dan inovasi berfokus kepada penciptaan nilai tambah, hilirisasi pada sumber daya alam.
“Jangan sampai kita melanjutkan pembangunan nasional dan pertumbuhan ekonomi yang hanya tergantung pada komoditas mentah, baik hasil pertanian mentah (raw agricultural products), yaitu produk yang ekspornya langsung produk pertaniannya, maupun dalam bidang energi dan pertambangan Indonesia hanya mampu mengekspor produk bijih tambang, atau produk pertambangan – bahan mentah (raw materials),” ungkap Menristek di Graha Widya Bhakti, Kawasan Puspiptek, Kota Tangerang Selatan pada Kamis (30/1/2020).
Bambang juga menjelaskan salah satu tantangan yang membuat ekonomi Indonesia saat ini rentan terhadap krisis dari luar, adalah neraca transaksi berjalan Indonesia yang masih dibebani oleh impor akan produk yang belum mampu diproduksi dalam negeri. Untuk itu, Kemenristek/BRIN akan mendorong perusahaan swasta dan BUMN untuk meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), terutama dalam hal riset, pengembangan, dan desain produk.
“Apapun upaya kita harus mengarah pada penciptaan produk inovasi pengganti impor, yang sekaligus dapat meningkatkan konten lokal. Penghitungan TKDN ini akan kami perjuangkan dan sosialisasikan kepada Kementerian lainnya. Diharapkan menghitung TKDN tidak hanya berdasarkan proses produksi, material yang diproduksi dalam negeri, atau sekadar distribusi di dalam negeri, melainkan nilai terbesar dari TKDN harusnya ada pada output riset dan pengembangan dan desain produk,” ungkap Menristek/Kepala BRIN.
Dalam penutupan Rakornas ini, Menteri Bambang menyampaikan seluruh rekomendasi kebijakan hasil Rakornas Kemenristek/BRIN 2020. Pertama, Menristek/Kepala BRIN perlu mendorong pimpinan institusi Litbangjirap (perguruan tinggi, Lembaga Pemerintah Non Kementerian, dan Litbang Kementerian dan Lembaga) dan industri untuk dapat bersinergi mendukung implementasi Prioritas Riset Nasional (PRN) dari hulu sampai hilir.
Rekomendasi kedua, hasil Litbangjirap Iptek menghasilkan invensi dan inovasi berperan strategis untuk mewujudkan transformasi ekonomi yang mampu membawa Indonesia keluar dari middle income trap country pada 2045; mengurangi defisit neraca perdagangan, dan memacu pertumbuhan industri nasional yang mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya dalam negeri.
Ketiga, BRIN harus melakukan identifikasi topik riset strategis nasional untuk menghasilkan inovasi yang berdaya guna dan berhasil guna, konsolidasi agenda riset strategis nasional, konsolidasi anggaran riset, dan konsolidasi jejaring dan sumber daya riset.