TechnologyIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Elektronika, Organisasi Riset Elektronika dan Informatika menyiapkan alokasi anggaran Rp1,5 Miliar untuk kegiatan riset dan inovasi jaringan detector bawah air.
Kepala Pusat Riset Elektronika BRIN, Yusuf Nur Wijayanto menyebutkan kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan purwarupa sistem jaringan detector bawah air.
“Fokus utama program ini adalah menciptakan purwarupa sistem monitoring bawah air yang dapat memantau kualitas air, ekosistem perairan, dan keberlanjutan lingkungan,” sebut Yusuf pada Sosialisasi Rumah Program Hasil Riset Inovasi Jaringan Detektor Bawah Air Tahun Anggaran 2025, Senin (9/9/2024).
Menurut Yusuf, pihaknya akan focus dalam pengembangan teknologi monitoring bawah air untuk perairan Indonesia. Riset tersebut diharapkan menjadi pondasi transformasi ekonomi Indonesia, terutama dalam memaksimalkan sumber daya alam maritim melalui teknologi inovasi.
Program yang dirancang dalam beberapa tahap ini, memiliki fokus awal pada pengembangan sistem sensor bawah air, perangkat pendukung, dan platform pengamatan bergerak mulai 2025 hingga 2029.
Pada 2025, Yusuf menyebutkan pihaknya akan memulai dengan kajian komprehensif sistem pengamatan bawah air serta pengembangan perangkat keras dan lunak yang mendukung.
Tahap selanjutnya, 2026 akan lebih menekankan pada eksekusi pengembangan perangkat, dengan target integrasi dan pengujian pada tahun 2028.
“Program ini diharapkan dapat menghasilkan sistem pengamatan bawah air yang efektif dalam menjaga keberlanjutan ekosistem perairan Indonesia,” tandasnya.
Yusuf berharap melalui proyek ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap sektor maritim Indonesia. Adapun output yang diharapkan meliputi purwarupa, publikasi internasional, dan kekayaan intelektual.
Beberapa aplikasi penting menjadi fokus pada rumah program ini, seperti pemantauan kualitas air, biodiversitas, kebencanaan, keamanan, dan perubahan iklim.
“Kami akan mengembangkan sensor bawah air yang dapat memantau kondisi perairan, mulai dari kualitas air, volume sampah, hingga ekosistem perairan secara keseluruhan,” jelas Yusuf.
Yusuf menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi antar sektor, terutama dukungan dari berbagai elemen. Karena itu, proyek ini akan terbuka untuk berkolaborasi baik dengan perguruan tinggi, industri maupun masyarakat.
“Kami sangat berharap dukungan dari kementerian, universitas, industri, dan masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan sistem ini,” tambahnya.
Sebagai bagian dari sinergi, BRIN membuka kesempatan bagi berbagai pihak untuk berkolaborasi dalam program tersebut, baik internal maupun eksternal BRIN. Program ini terbuka untuk periset BRIN dan akademisi yang memiliki rekam jejak riset di bidang terkait.
Pendaftaran program ini telah dibuka sejak 26 Agustus dan akan berlangsung hingga 15 September 2024, dengan proses seleksi administratif dan substansi yang akan berakhir pada November 2024. Program ini direncanakan mulai berjalan pada Januari 2025. (Sumber brin.go.id)