Menteri Negara Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta mengatakan, banyaknya produk barang dan jasa impor di Indonesia menjadikan bangsa ini dikenal sebagai Technology adopter yaitu negara yang mengandalkan dan menggantungkan teknologi dari negara maju.
“Tantangan kita untuk ke depannya adalah bagaimana kita bisa mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan merupakan kekuatan 12 besar dunia di tahun 2025 melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif dan berkelanjutan, inilah Visi Indonesia 2025”, katanya beberapa waktu lalu.
Karena itu Indonesia memerlukan suatu transformasi ekonomi berupa percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi. Untuk maksud tersebut pemerintah telah mengeluarkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang didasari oleh semangat not business as usual, dan melibatkan seluruh stakeholder.
Kementerian Riset dan Teknologi menetapkan program utama yaitu penguatan Sistem Inovasi Nasional, untuk mewujudkan hal tersebut Kemenristek mengembangkan program dan wahana-wahana yang memungkinkan terjadi komunikasi, interaksi dan sinergi antar aktor inovasi.
Untuk program atau wahana-wahana tersebut antar lain Revitalisasi Puspiptek menjadi S&T Park; pengembangan pusat unggulan iptek; konsorsium riset; perlindungan HKI; intermediasi teknologi; Insentif SINas dan PKPP yang diarahkan untuk mendukung implementasi MP3EI dan Technopreneurship.
Untuk mendorong inovasi dikalangan pemuda Kemenristek telah memulai suatu kegiatan untuk mendorong kreativitas dan inovasi pemuda dapat tumbuh dan berkembang dan untuk menciptakan entrepreneur-entrepreneur baru dan berbasis teknologi.
Pada tahun 2012 ini Kemenristek menyelenggarakan kompetisi Technopreneurship pemuda. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan minat pemuda agar dapat menjadi technopreneur melalui kreativitas dan inovasinya serta memanfaatkan iptek yang bernilai ekonomis untuk dapat dikembangkan menjadi sebuah produk yang inovatif.